Hasil autopsi ungkap infeksi sistemik sebabkan kematian siswa SD di Inhu

id Perundungan siswa di Inhu

Hasil autopsi ungkap infeksi sistemik sebabkan kematian siswa SD di Inhu

Kasubbid Dokpol Biddokkes Polda Riau AKBP Supriyanto saat konferensi pers di Mapolda Riau (ANTARA/Annisa Firdausi)

Pekanbaru (ANTARA) - Hasil autopsi jenazah KB (8), siswa kelas dua SD di Indragiri Hulu, mengungkap bahwa penyebab kematian bocah tersebut akibat infeksi rongga perut akibat pecahnya usus buntu.

Namun, polisi belum menutup kemungkinan adanya kaitan antara kematian korban dan dugaan perundungan yang dilakukan oleh kakak kelasnya.

Kasubbid Dokpol Biddokkes Polda Riau AKBP Supriyanto di Pekanbaru, Rabu, menyebutkan hasil itu usai tim forensik melakukan autopsi di RSUD Indrasari Rengat pada 26 Mei lalu.

Pemeriksaan menemukan sejumlah memar pada perut dan paha korban yang disebabkan oleh kekerasan benda tumpul.

“Kami juga menemukan kebocoran di daerah perut sebelah kanan. Penyebab kematian akibat infeksi rongga perut karena pecahnya usus buntu,” paparnya.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Riau Kombes Pol Asep Darmawan mengatakan bahwa secara medis, pecahnya usus buntu disebabkan oleh infeksi sistemik.

“Dari pemeriksaan sementara, ada pemukulan di bagian punggung dan tangan korban. Ini yang sedang kami dalami, apakah berkorelasi dengan kondisi medis yang dialami korban,” jelasnya.

Korban diketahui sempat mengeluh sakit perut usai kejadian dugaan perundungan pada 19 Mei, lalu dibawa ke tukang urut oleh orang tuanya sebelum akhirnya meninggal dunia pada 25 Mei.

Kapolres Inhu AKBP Fahrian Siregar mengatakan bahwa sejauh ini sudah ada 22 saksi yang diperiksa, termasuk lima terduga pelaku yang juga masih duduk di bangku sekolah dasar dan berstatus di bawah umur.

“Penyidikan masih berlanjut. Kami berusaha mengungkap keterkaitan antara perlakuan terhadap korban dan hasil medis,” tambah AKBP Fahrian.