PBB ikuti secara seksama perkembangan India dan Pakistan usai serangan di Kashmir

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, India-Pakistan

PBB ikuti secara seksama perkembangan India dan Pakistan usai serangan di Kashmir

Ilustrasi perbatasan India dan Pakistan. (ANTARA/Anadolu/py)

Washington (ANTARA) - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan sedang memantau secara seksama situasi yang berkembang antara India dan Pakistan, demikian disampaikan Juru Bicara PBB, Stephane Dujarric, pada Jumat (25/4).

"kami terus mengikuti perkembangan situasi ini dengan keprihatinan yang sangat mendalam,” kata Dujarric kepada para wartawan.

Ia kembali mengecam keras serangan yang terjadi pada Selasa lalu di wilayah Jammu dan Kashmir, yang menewaskan 26 orang.

“Kami sekali lagi mendesak pemerintah India dan pemerintah Pakistan untuk menahan diri secara maksimal guna mencegah memburuknya situasi lebih lanjut,” ujarnya.

Ketegangan antara dua negara bertetangga yang sama-sama memiliki senjata nuklir itu meningkat setelah sekelompok pria bersenjata tak dikenal menewaskan 26 orang di Pahalgam. Korban termasuk 25 wisatawan, sebagian besar warga India, serta satu warga lokal.

India menyebut insiden itu sebagai “serangan teroris” yang memiliki “kaitan lintas batas”, dan menuding Pakistan mendukung aksi tersebut.

Namun Islamabad membantah keterlibatannya, menyatakan keprihatinan atas insiden tersebut dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga para korban.

Sebagai respons, New Delhi secara sepihak menangguhkan Perjanjian Air Sungai Indus yang telah berlaku selama puluhan tahun. Perjanjian tersebut mengatur pembagian air dari enam sungai di Cekungan Indus antara kedua negara.

Pakistan mengecam langkah itu pada Kamis lalu, dengan menyatakan bahwa tidak ada ketentuan dalam perjanjian yang memungkinkan penangguhan sepihak.

Pakistan juga memperingatkan bahwa setiap upaya India untuk mengalihkan atau menghentikan aliran air ke wilayah Pakistan akan dianggap sebagai “tindakan perang.” Perjanjian tersebut dimediasi oleh Bank Dunia dan ditandatangani pada September 1960.

Sebagai tambahan, kedua negara juga menghentikan pemberian visa bagi warga masing-masing dan saling mengusir penasihat militer. Islamabad bahkan menutup wilayah udaranya untuk maskapai penerbangan India.

Sumber: Anadolu