Dinas Pertanian Cirebon catat produksi padi 560 ribu ton selama 2024

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara,Padi

Dinas Pertanian Cirebon catat produksi padi 560 ribu ton selama 2024

Ilustrasi tanaman padi siap panen di Cirebon, Jawa Barat. (ANTARA/Fathnur Rohman) (ANTARA/Fathnur Rohman)

Jakarta (ANTARA) - Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mencatat produksi padi sepanjang 2024 mencapai 560.713 ton dari hasil panen petani di seluruh daerah tersebut.

Kepala Distan Kabupaten Cirebon Alex Suheriyawan di Cirebon, Rabu, mengatakan realisasi panen pada tahun tersebut cukup memuaskan karena para petani dapat menggarap lahan sawah secara optimal, meski menghadapi tantangan cuaca ekstrem.

Ia menyebutkan dari hasil panen padi tersebut, Kabupaten Cirebon telah memproduksi beras berkualitas sebanyak 359.473 ton.

“Hasil panen padi dan produksi beras di Kabupaten Cirebon selama 2024 cukup memuaskan,” katanya.

Alex menuturkan meskipun capaian produksi cukup tinggi, target produksi padi pada 2025 mengalami penyesuaian menjadi 528.824 ton, sedangkan produksi beras diproyeksikan sebesar 339.029 ton.

“Target produksi ini telah disesuaikan dengan berbagai faktor, termasuk kondisi cuaca dan ketersediaan lahan tanam yang berpengaruh terhadap hasil panen,” ujarnya.

Ia menjelaskan upaya peningkatan produksi padi akan terus dilakukan dengan mengoptimalkan infrastruktur pertanian yang tersedia. Salah satunya dengan memperbaiki jaringan irigasi desa (Jirdes) dan jaringan usaha tani (JUT).

Menurut dia, keberadaan sistem irigasi yang baik akan memastikan pasokan air bagi lahan pertanian tetap terjaga, terutama saat memasuki musim kemarau yang sering kali menjadi tantangan bagi para petani.

Selain infrastruktur, Distan Cirebon juga mendorong penggunaan benih unggul yang sesuai dengan karakteristik lahan di daerah tersebut. Sebab dengan benih yang tepat, produktivitas pertanian dapat lebih optimal.

“Kami juga terus melakukan sosialisasi kepada petani agar menerapkan pola tanam yang sesuai dengan musim. Hal ini penting untuk menghindari risiko gagal panen akibat perubahan cuaca yang tidak menentu,” tuturnya.

Pemerintah daerah, lanjut Alex, berupaya meningkatkan pemahaman petani terkait teknologi pertanian melalui berbagai penyuluhan yang lebih terarah dan intensif.

Dia mengatakan salah satu teknologi yang diperkenalkan adalah sistem irigasi hemat air, yang diharapkan dapat menjadi solusi dalam menghadapi keterbatasan sumber daya air, terutama di wilayah yang rentan kekeringan.

Distan Cirebon juga menggandeng berbagai pihak untuk mempercepat adopsi teknologi pertanian modern, sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan hasil panen petani.

Selain aspek teknis, dia menambahkan bahwa pemberdayaan petani juga menjadi perhatian utama, termasuk dalam hal akses terhadap bantuan pertanian dan pendampingan dalam menerapkan metode budi daya yang lebih efektif.

“Kami optimistis produksi padi tetap terjaga, sekalipun ada tantangan perubahan iklim dan faktor eksternal lainnya yang dapat mempengaruhi sektor pertanian,” ucap dia.

Baca juga: Guru besar: Ekstensifikasi lahan masih jadi solusi swasembada padi di Kalbar

Baca juga: Produksi padi Jakarta Utara turun akibat sawah terendam banjir dan hama