Ramallah, Palestina (ANTARA) - Masyarakat Tahanan Palestina (Palestinian Prisoners Society) pada Kamis (2/1) memperingatkan tentang adanya "bahaya" yang mengancam Dr. Hussam Abu Safia, Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara.
Pernyataan itu dikeluarkan menyusul penyangkalan militer Israel atas adanya catatan yang membuktikan tentang penahanan Abu Safia.
Sebelumnya, Munir al-Bursh, Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Gaza, menyatakan bahwa pihaknya telah mengajukan permintaan melalui organisasi Physicians for Human Rights untuk mengetahui nasib Abu Safia.
Namun, pihak Israel merespons dengan mengatakan bahwa tidak ada tahanan dengan nama tersebut.
Al-Bursh mengatakan kepada saluran berita Al Jazeera, terdapat kekhawatiran bahwa Israel mungkin sudah mengeksekusi Dr. Abu Safia setelah penahanannya sekitar satu pekan yang lalu.
Dalam sebuah pernyataan, Masyarakat Tahanan Palestina menyebut bahwa Dr. Abu Safia "adalah salah satu dari ribuan tahanan dari Gaza yang menghadapi kejahatan penghilangan paksa."
Kelompok tersebut menegaskan bahwa "meskipun ada bukti jelas tentang penangkapan Dr. Abu Safia pada 27 Desember 2024, pihak Israel menyangkal pernyataan sebelumnya dan juga mengabaikan bukti yang ada, termasuk foto dan video yang telah dipublikasikan, serta kesaksian dari beberapa tahanan yang telah dibebaskan."
Masyarakat Tahanan Palestina menegaskan bahwa pihak berwenang Israel bertanggung jawab penuh atas nasib yang terjadi pada Dr. Abu Safia.
Mereka kembali menyerukan kepada "sistem hak asasi manusia internasional untuk menyelamatkan apa yang tersisa dari perannya di tengah genosida yang sedang berlangsung, setelah fungsinya terkikis akibat keadaan ketidakberdayaan yang mengkhawatirkan."
Sebelumnya pada Sabtu (28/12) lalu, Kementerian Kesehatan Gaza telah mengumumkan mengenai penangkapan Dr. Abu Safia oleh militer Israel di Gaza utara.
Pada Jumat (27/12) pekan lalu, pasukan Israel menyerbu Rumah Sakit Kamal Adwan, membakarnya, membuatnya tidak dapat beroperasi, dan menahan lebih dari 350 orang di dalamnya, termasuk Abu Safia.
Sejak dimulainya perang genosida Israel di Gaza pada 7 Oktober 2023, militer Israel terus menargetkan sektor kesehatan Gaza dengan mengebom dan mengepung rumah sakit, mengeluarkan perintah evakuasi, serta mencegah masuknya pasokan medis, terutama di Gaza utara yang kembali diduduki pada 5 Oktober.
Militer Israel melanjutkan perang genosida di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 45.550 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera.
Sebelumnya pada November, Mahkamah Pidana Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga tengah menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perang yang dilancarkan secara brutal di wilayah tersebut.
Baca juga: Mahmoud Abbas sebut Carter pemimpin AS pertama yang akui hak rakyat Palestina
Baca juga: Gawat, RS Kamal Adwan di Gaza dibakar Israel
Sumber: Anadolu