Berlin (ANTARA) - Pemulihan ekonomi Jerman yang telah lama dinantikan tampaknya semakin jauh dari jangkauan, dengan sejumlah institut ekonomi utama di negara tersebut memangkas perkiraan mereka untuk beberapa tahun mendatang.
Wadah pemikir (think tank) Kiel Institute for the World Economy pada Kamis (12/12) mengatakan bahwa ekonomi Jerman diperkirakan akan mengalami stagnasi pada 2025, menyusul kontraksi 0,3 persen tahun lalu dan proyeksi penurunan 0,2 persen pada 2024.
Dalam laporannya, institusi itu mengungkapkan perekonomian Jerman tidak dapat keluar dari stagnasi dan hanya ada sedikit indikasi untuk pemulihan ekonomi yang signifikan.
Pertumbuhan untuk 2026 juga direvisi turun menjadi 0,9 persen dari proyeksi sebelumnya sebesar 1,1 persen.
Foto yang diambil pada 13 Januari 2023 ini menunjukkan derek menara di lokasi konstruksi di Berlin, Jerman. (ANTARA/Xinhua/Ren Pengfei)
Lembaga penelitian German Institute for Economic Research (DIW Berlin) menyampaikan prediksi serupa, dengan memperkirakan hanya 0,2 persen pertumbuhan untuk 2025, turun dari perkiraan sebelumnya.
Namun, pertumbuhan diperkirakan akan sedikit naik menjadi 1,2 persen pada 2026, menurut DIW.
"Kita sedang menghadapi kombinasi yang menantang antara kelemahan siklus dan masalah struktural," sebut Geraldine Dany-Knedlik, Kepala Proyeksi Ekonomi DIW.
Dia menyebut peningkatan biaya energi dan material, persaingan, serta potensi tarif perdagangan Amerika Serikat sebagai hambatan utama bagi sektor manufaktur Jerman yang digerakkan oleh ekspor.
Sementara itu, lembaga penelitian Ifo Institute memberikan perkiraan dengan sentimen beragam dengan menyajikan dua skenario yang bergantung pada respons kebijakan ekonomi pemerintah.
Tanpa reformasi struktural yang menentukan, ekonomi Jerman mungkin hanya akan tumbuh 0,4 persen pada 2025. Namun, institut ini melihat potensi pertumbuhan sebesar 1,1 persen jika tindakan yang tepat diambil.
Seorang pelanggan berbelanja di sebuah supermarket di Berlin, Jerman, pada 8 November 2023. Inflasi harga konsumen di Jerman melambat lebih lanjut menjadi 3,8 persen pada Oktober, level terendah dalam lebih dari dua tahun, menurut Kantor Statistik Federal (Destatis) pada Rabu. (ANTARA/Xinhua/Ren Pengfei)
"Pada tahap ini, masih belum dapat dipastikan apakah stagnasi yang terjadi saat ini merupakan perlambatan sementara atau pergeseran yang lebih permanen dan menandai transformasi ekonomi yang buruk," sebut Timo Wollmershaeuser, Kepala Proyeksi Ekonomi Ifo.
Wollmershaeuser menambahkan bahwa kebijakan moneter yang ketat di Eropa dan pasar-pasar ekspor utama Jerman telah mengurangi pesanan industri, yang semakin membebani perekonomian. Kendati demikian, ada beberapa sinyal positif, yaitu daya beli yang meningkat dan tekanan inflasi yang diperkirakan akan berkurang.
Ifo Institute memproyeksikan bahwa inflasi akan turun ke angka 2,3 persen pada 2025 dan 2,0 persen pada 2026 dalam dua skenario tersebut.
Berita Lainnya
Nilai tukar rupiah turun jadi Rp16.009 per dolar AS
13 December 2024 17:21 WIB
Dokter ingatkan potensi bahaya terapi dermaroller dan merkuri dalam kosmetik
13 December 2024 17:17 WIB
Gregoria Mariska Tunjung refleksikan dinamika karier sepanjang tahun 2024
13 December 2024 16:22 WIB
Muhaimin Iskandar: Gotong royong harus jadi semangat dalam program JKN
13 December 2024 16:10 WIB
Otorita IKN tanam 600 bibit pohon di Miniatur Hutan Hujan Tropis Nusantara
13 December 2024 15:45 WIB
Dinas Pariwisata harap Pameran Foto Celebes jadi pemicu komunitas di Kendari
13 December 2024 15:28 WIB
AHY beri perhatian khusus untuk pembangunan wilayah di Indonesia timur
13 December 2024 15:21 WIB
Legislator: Kegiatan Lomba Batik Trenggalek Bertutur bukti cinta budaya lokal
13 December 2024 14:28 WIB