Kementan distribusikan 29 alsintan untuk petani padi di Siak, Bupati: Alhamdulillah

id Alat mesin pertanian, petani Padi Siak, BSIP Riau Kementan

Kementan distribusikan 29 alsintan untuk petani padi di Siak, Bupati: Alhamdulillah

Kepala BSIP Riau Sanora Yulia Sari dan Bupati Siak Alfedri bersama Gapoktan penerima bantuan alsintan. ANTARA/Bayu Agustari Adha

Siak (ANTARA) - Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Kementerian Pertanian, Provinsi Riau, mendistribusikan 30 alat dan mesin pertanian (alsintan) kepada gabungan kelompok tani pada lima kecamatan di Kabupaten Siak.

Kepala BSIP Riau, Sanora Yulia Sari melakukan penyerahan alsintan di Kampung Langsat Permai, Kecamatan Bungaraya, Kabupaten Siak, Rabu.Ada 25 mesin pompa air 4 inchdan satu mesin penanaman padi atau "Rice Planter".

"Program pompanisasi ada pompa se-Riau dan untuk Siak 25 unit dan 1 "Rice Planter" hari ini didistribusikan. semoga alat pertanian ini bermanfaat,"katanya.

Selain bantuan tersebut juga diserahkan dua unit traktor atau "cultivator" dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Provinsi Riau. Selain itu juga bantuan bibit dan penyemprot hama dari APBD Kabupaten Siak dalam kegiatan yang juga diisi dengan doa turun sawah tersebut.

Bupati Siak, Alfedri dalam kesempatan itu menyampaikan bantuan tersebut berasal dari Anggaran Bantuan Tambahan yang dirinya langsung bersama Kepala Dinas Pertanian Siak meminta ke Kementerian. Itu dilakukan karena memang diperlukan oleh para petani di wilayahnya.

"Dari 4.100 hektare lahan sawah di Kabupaten Siak baru 75 persen yang punya alsintan. Makanya kita buat surat ke Kementan dan datang langsung bawa kadis, Alhamdulillah dapat alsintan," ujarnya.

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa Pertanian adalah program prioritas nasional dalam mewujudkan ketahanan pangan. Namun saat ini situasi dihadapkan pada kondisi alam yang berubah-ubah dan perlu persiapan untuk menghadapi musim kering.

Sementara itu, Ketua Gapoktan Barokah Jaya Kampung Langsat Permai, Hanafi mengatakan ada seluas 169 ha lahan pertanian di kampungnya tersebut. 142 ha merupakan lahan sawah dan 30 ha lagi tanaman holtikultura yang menghasilkan 7-8 ton per ha sekali panen.

"Keluhannya di musim kemarau panen bisa menurun di bawah 5 ton per ha, tapi gagal tak pernah. Masalahnya di sini tak ada sumber air, ini hanya sawah tadah hujan saja. Makanya kami minta ada tiga pintu air sekunder yang mengambil air dari Sungai Siak," ungkapnya.