Sejumlah Petani Sawit Siak Banting Stir Tanam Padi

id sejumlah petani, sawit siak, banting stir, tanam padi

Sejumlah Petani Sawit Siak Banting Stir Tanam Padi

Siak (Antarariau.com) - Sejumlah petani di Kecamatan Bunga Raya, Kabupaten Siak mengalihfungsikan kebun kelapa sawit menjadi lahan pertanian yang ditanami padi.

Camat Bunga Raya Hendy Derhavin menyebutkan petani kelapa sawit tergiur dengan penghasilan warga yang menanam padi terus meningkat sehingga mengubah kebunnya menjadi persawahan.

"Beberapa bulan ini warga menyuntik pohon kelapa sawit yang masih produktif hingga menjadi mati, lalu beralih menanaminya dengan padi," katanya dari Siak, Sabtu.

Dia menyebutkan Kecamatan Bunga Raya pada awalnya memang dibuka untuk dijadikan lahan pertanian seperti saat ini namun kemudian banyak masyarakat beralih menanam sawit ke timbang padi.

"Dulu, bidang pertanian belum menjanjikan untuk meningkatkan perekonomian, sehingga warga ramai-ramai mengalih fungsikan lahan pertanian menjadi kebun kelapa sawit. Kini, melihat keberhasilan petani yang masih bertahan dengan bercocok tanam, membuat pola pikirnya berubah," ungkapnya.

Dia mengapreasi tindakan yang dilakukan warganya, dengan mengembalikan kembali fungsi lahan pertanian ke semula. Menurutnya, masyarakat sudah menyadari pentingnya ketahanan pangan.

"Saat ini Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) sedang mendata jumlah petani yang mengalihkan kebunnya menjadi lahan pertanian, dan total lahan secara keseluruhan," katanya lagi.

Dia akan mengusulkan bantuan dana berupa bibit padi dan lainnya ke pihak kabupaten sebab pemda saat ini tengah menggalakan ketahanan pangan untuk mewujudkan swasembada pangan.

Darso, seorang warga Bunga Raya menjelaskan perbandingan antara kebun sawit dengan menanam padi sangat terlihat. Misalkan, satu hektar lahan yang ditanami padi, bisa menanam dua kali dalam setahun dengan hasil gabah basah mencapai 7-8 ton.

"Dengan begitu bisa berpenghasilan Rp25-28 juta. Sedangkan sawit sendiri dalam sekali panen hasilnya tidak menentu, mulai dari 400 kg sampai 1 ton sekali panen, belum lagi harga yang juga turun naik," ungkapnya.

Selain faktor ekonomi salah satu pertimbangan beralih dari sawit ke padi, alasan lainnya karena pemerintah kabupaten Siak kini lebih memanjakan sektor pertanian seperti banyaknya bantuan bibit padi, traktor, pupuk hingga sistem pengairan dan lainnya.