Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertahanan (Kemhan) memberdayakan pelaku industri pertahanan dalam negeri untuk melakukan ekspor produk alat utama sistem senjata (alutsista) yang memiliki potensi menjanjikan.
Analis Kebijakan Madya Nir Militer Bidang Teknologi Dit Tekindhan Ditjen Pothan Kementerian Pertahanan Kolonel Tek Anang Setiawan, di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu mengatakan, ada sejumlah upaya yang dilakukan untuk membuka pasar ekspor produk alutsista tersebut.
"Kami berkoordinasi dengan kementerian terkait, termasuk Kementerian Perdagangan dan Kementerian Luar negeri (untuk memperluas akses pasar produk alutsista)," kata Anang.
Anang menjelaskan, koordinasi dengan Kementerian Perdagangan dan Kementerian Luar negeri tersebut, bertujuan untuk melakukan pemetaan apakah produk alutsista buatan industri pertahanan dalam negeri sesuai dengan kebutuhan negara tujuan.
Menurutnya, salah satu pelaku industri pertahanan dalam negeri yakni PT Sari Bahari, yang merupakan binaan Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan (Ditjen Pothan) mampu mengekspor produk bom P-100P (Practise) untuk Vietnam Air Defense Air Force (VADAF) pada Agustus 2023.
"Ekspor ke Vietnam yang dilakukan oleh PT Sari Bahari ini memberikan arti penting pada industri pertahanan kita," katanya.
Ia menambahkan, untuk menembus pasar internasional produk alutsista, bukan merupakan pekerjaan mudah, mengingat ada ketentuan ketat pada negara tujuan. Sehingga, produk dalam negeri yang berhasil menembus pasar internasional, memiliki daya saing tinggi dan berkualitas.
"Untuk menembus pasar internasional tidak mudah, harus memenuhi sejumlah ketentuan yang disyaratkan oleh negara pembeli. Saya yakin, PT Sari Bahari akan menambah kepercayaan kita untuk alutsista jenis bom dan munisi," katanya.
Selain itu, untuk mempromosikan berbagai produk alutsista buatan industri pertahanan dalam negeri, Kementerian Pertahanan juga secara rutin menggelar pameran alutsista dan mengoptimalisasi keberadaan Atase Pertahanan yang ada di berbagai negara di dunia.
Dalam kesempatan itu, General Manajer PT Sari Bahari Putra Prathama Nugraha menambahkan, bom P-100 P yang diekspor tersebut merupakan produk asli Indonesia yang dipergunakan untuk alternatif latihan rutin bagi pilot tempur Angkatan Udara Vietnam.
Produk tersebut, lanjutnya, memiliki Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) mencapai 82,77 persen sesuai hasil survei Kementerian Perindustrian. Bom tersebut diuji dan dikembangkan bersama Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Udara (Dislitbang TNI AU).
Ia menambahkan, produk-produk yang diproduksi oleh PT Sari Bahari tersebut memiliki kompatibilitas yang baik terhadap sejumlah pesawat, khususnya buatan Rusia. Sehingga, peluang untuk memperluas ekspor terbuka lebar.
"Kami bersyukur produk kami telah diakui oleh dunia internasional. Tentunya tidak akan berhenti sampai di sini, karena kami memiliki komitmen yang pada akhirnya menciptakan kemandirian," katanya.
Ke depan, lanjutnya, sebagai anggota dari Perhimpunan Industri Pertahanan Swasta Nasional Indonesia (Pihantanas), pihaknya telah melakukan pemetaan untuk perluasan pasar ekspor produk alutsista, diantaranya adalah Afrika Timur dan Asia Tenggara.
PT Sari Bahari saat ini memproduksi sebanyak 16 jenis alutsista udara, termasuk bom standar North Atlantic Treaty Organization (NATO) yang seluruhnya memiliki rancang bangun buatan anak bangsa.
Baca juga: Kemenhan RI perkuat babinsa Rejang Lebong dengan bantuan sepeda motor
Baca juga: Kementerian Pertahanan RI ajukan anggaran Rp350 triliun di 2024
Berita Lainnya
UNIFIL berduka atas tewasnya petugas penjaga perdamaian akibat tabrakan di Lebanon
16 November 2024 16:25 WIB
Indonesia mulai integrasikan bioenergi dan CCS guna kurangi emisi karbon
16 November 2024 16:10 WIB
Presiden China Xi Jinping ajak anggota APEC promosikan ekonomi inklusif
16 November 2024 15:57 WIB
Mike Tyson kalah dari Paul Jake dalam pertarungan selama delapan ronde
16 November 2024 15:49 WIB
BPBD DKI sebut genangan banjir rob di Jakarta Utara mulai berangsur turun
16 November 2024 15:25 WIB
Ketua MPR Ahmad Muzani lelang 1 ton sapi untuk disumbangkan korban Gunung Lewotobi
16 November 2024 15:10 WIB
Presiden Prabowo: APEC harus jadi model solidaritas dan kolaborasi Asia Pasifik
16 November 2024 14:49 WIB
Nelayan di Flores Timur NTT mulai lakukan aktivitas memancing
16 November 2024 14:01 WIB