Manila (ANTARA) - Penjaga pantai Filipina pada Rabu meminta nelayan untuk tetap beroperasi di Dangkalan Scarborough dan wilayah perairan lain di Laut China Selatan yang dipersengketakan oleh China.
Juru bicara penjaga pantai Filipina Jay Tarriela mengatakan bahwa kapal mereka memang tidak mampu berpatroli di kawasan itu secara terus menerus. Namun, mereka berjanji untuk melindungi hak-hak nelayan di zona ekonomi eksklusif (ZEE) Filipina.
"Kami akan meningkatkan patroli di Bajo de Masinloc dan kawasan lain di mana nelayan Filipina beroperasi," kata Tarriela kepada radio DZRH.
Bajo de Masinloc adalah nama Filipina untuk dangkalan yang paling diperebutkan di Asia itu.
Pada Senin lalu, penjaga pantai Filipina memotong pembatas terapung sepanjang 300 meter yang dipasang oleh China untuk menghalangi akses ke Dangkalan Scarborough, yang dikuasai Beijing selama lebih dari satu dekade.
Akibatnya sudah bisa diduga, keesokan harinya Kementerian Luar Negeri China memperingatkan Manila agar menghindari provokasi dan tidak membuat masalah.
Namun, Kementerian Pertahanan Filipina berdalih bahwa aksi pemotongan pembatas itu bukanlah provokasi.
"Kami bereaksi karena ulah mereka. Merekalah yang pertama kali berbuat, mereka menghambat jalur nelayan kami," kata Teodoro, menegaskan.
Kawasan dangkal tersebut memang menjadi sumber pertikaian diplomatik China-Filipina. Kedua negara itu saling mengeklaim kedaulatan atas dangkalan yang menjadi tempat favorit penangkapan ikan tersebut, yang berada sekitar 200 km dari Filipina dan 850 km dari China daratan dan Pulau Hainan di selatan.
Berada di dekat jalur pelayaran perdagangan senilai 3,4 triliun dolar AS (sekitar Rp52,8 kuadriliun) setahun, dangkalan itu menjadi sangat strategis bagi Beijing, yang mengeklaim kedaulatan atas sebagian besar wilayah Laut China Selatan.
Saling klaim oleh kedua negara itu mempersulit penangkapan ikan, penambangan minyak lepas pantai dan eksplorasi gas oleh negara-negara lain di Asia Tenggara.
Menurut Tarriela, perusahaan perikanan Filipina berhasil menambatkan kapal di lokasi yang hanya berjarak 300 meter dari laguna Dangkalan Scarborough, titik paling dekat ke atol yang dikuasai China sejak 2012.
Belum jelas apakah pembatas yang dipasang oleh China itu menandakan adanya perubahan status quo yang sudah ada sejak 2017, ketika penjaga pantai China mengizinkan nelayan Filipina beroperasi di sana, meski dalam skala yang jauh lebih kecil dari nelayan China.
Tindakan penjaga pantai Filipina itu terjadi di tengah memburuknya hubungan kedua negara, menyusul sikap tegas Filipina atas aksi penjaga pantai China di kawasan ZEE mereka, ditambah dengan semakin eratnya hubungan militer Filipina dengan AS, yang berusaha memperluas kehadiran mereka di sana.
Baca juga: Sebuah kapal nelayan di Banyuwangi tenggelam, 2 meninggal dan 5 hilang
Baca juga: BMKG minta para nelayan waspadai gelombang laut hingga enam meter di Bali
Sumber: Reuters
Berita Lainnya
Mensos-Menko Pemberdayaan Masyarakat percepat nol kemiskinan ekstrem di Indonesia
18 December 2024 17:19 WIB
Kemenag berhasil raih anugerah keterbukaan informasi publik
18 December 2024 17:00 WIB
Dokter menekankan pentingnya untuk mewaspadai sakit kepala hebat
18 December 2024 16:37 WIB
Indonesia Masters 2025 jadi panggung turnamen terakhir The Daddies
18 December 2024 16:28 WIB
Menko Pangan: Eselon I Kemenko Pangan harus fokus pada percepatan swasembada pangan
18 December 2024 16:13 WIB
ASEAN, GCC berupaya perkuat hubungan kerja sama kedua kawasan
18 December 2024 15:57 WIB
Pramono Anung terbuka bagi parpol KIM Plus gabung tim transisi pemerintahan
18 December 2024 15:51 WIB
Pertamina berencana akan olah minyak goreng bekas jadi bahan bakar pesawat
18 December 2024 15:12 WIB