Nanning (ANTARA) - Para pemimpin negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) yang menghadiri China-ASEAN Expo ke-20 yang sedang berlangsung, menyoroti beragam pencapaian dari kerja sama China-ASEAN dan menyatakan optimisme mereka perihal prospek pembangunan ekonomi China.
Perdana Menteri (PM) Vietnam Pham Minh Chinh menyatakan bahwa pertumbuhan China yang sangat pesat dan berkelanjutan dalam beberapa dekade terakhir telah memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan dan stabilitas ekonomi global, menjadikannya sebagai daya pendorong yang penting bagi ekonomi dunia.
Pham Minh Chinh menyatakan hal itu dalam upacara pembukaan pameran yang berlangsung di Nanning, ibu kota Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China selatan, tersebut.
"Negara-negara (anggota) ASEAN, termasuk Vietnam, selalu mengapresiasi dan sangat menghargai kontribusi penting China terhadap kerja sama dan kemakmuran bersama di kawasan itu," ujar PM Vietnam tersebut.
Dia juga menyatakan bahwa China telah konsisten memainkan peran sebagai negara besar yang bertanggung jawab, bertindak sebagai stabilisator bagi kestabilan ekonomi regional.
Tahun ini menandai peringatan 10 tahun Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra dan 20 tahun China-ASEAN Expo. Data resmi menunjukkan bahwa volume perdagangan bilateral antara China dan ASEAN telah meningkat dari sekitar 100 miliar dolar AS pada 2004 menjadi 975,34 miliar dolar AS pada 2022.
China telah menjadi mitra dagang terbesar blok ASEAN selama 14 tahun beruntun, sementara ASEAN pun menjadi mitra dagang terbesar China selama tiga tahun berturut-turut.
Di pameran itu, beberapa pemimpin menyuarakan komitmen mereka untuk semakin memperkuat kerja sama dengan China guna mendorong pembangunan negara mereka masing-masing dan integrasi ekonomi regional.
PM Laos Sonexay Siphandone menyatakan bahwa kerja sama infrastruktur Laos-China telah membuahkan hasil yang nyata, sembari menambahkan bahwa Jalur Kereta China-Laos, khususnya, tidak hanya memperkuat konektivitas antara Laos dan China, tetapi juga memfasilitasi pembangunan ekonomi, perdagangan, investasi, dan pariwisata di kawasan tersebut.
PM Malaysia Anwar Ibrahim menggarisbawahi hubungan ekonomi dan perdagangan yang kuat dan dinamis antara China dan ASEAN. Dia menyatakan bahwa China telah lama menjadi destinasi ekspor utama Malaysia, memperkirakan bahwa kerja sama praktis antara Malaysia dan China akan menjadi semakin kuat di masa mendatang.
PM Kamboja Hun Manet mengungkapkan bahwa hubungan yang erat antara ASEAN dan China menunjukkan keuntungan dari kerja sama multilateral yang ditingkatkan.
Di masa mendatang, ASEAN dan China perlu memperdalam kerja sama melalui keterbukaan pasar yang lebih besar, konektivitas yang diperkuat, dan ketahanan rantai pasokan yang ditingkatkan, ujar Hun Manet, sembari menambahkan bahwa peningkatan investasi dan kerja sama teknis diperlukan agar negara-negara berkembang dapat memetik manfaat dari perdagangan bebas dan multilateral.
Baca juga: Kesepakatan investasi senilai 67,9 miliar dolar AS diteken di China-ASEAN Expo
Baca juga: Jumlah lapangan pekerjaan baru yang fleksibel catat ekspansi pesat di China
Berita Lainnya
136 desa di Bengkalis implementasikan Siskeudes-Link melalui CMS BRK Syariah
03 May 2024 17:03 WIB
Pond's gandeng 3 wanita berprestasi untuk kenalkan produk terbarunya
03 May 2024 16:55 WIB
Perang 9 bulan bisa hapus 44 tahun laju pembangunan manusia di Jalur Gaza
03 May 2024 16:39 WIB
Nilai tukar rupiah menguat karena dolar AS lanjut melemah setelah pertemuan FOMC
03 May 2024 16:25 WIB
Flek hitam akibat matahari bisa dicegah dengan menggunakan produk pencerah kulit
03 May 2024 16:21 WIB
Penerbangan dari Bandara Internasional Kertajati ke Singapura dibuka September 2024
03 May 2024 15:52 WIB
Panas ekstrem dapat berdampak besar pada kesehatan mental
03 May 2024 15:39 WIB
Menperin Agus Gumiwang pastikan investasi Apple di RI tetap berjalan
03 May 2024 15:16 WIB