Pekanbaru (ANTARA) - Satlantas Pekanbaru masih menunggu arahan terkait perubahan pimpinan Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri dan Direktorat lalulintas Polda Riau terkait pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) yang dinilai sulit.
Kasatlantas Polresta Pekanbaru Kompol Birgitta Atvina saat dikonfirmasi, Selasa, menjelaskan pihaknya telah berkoordinasi dengan pembina fungsi terkait mekanisme penerbitan SIM.
Walau belum ada petunjuk terkait perubahan sistem ujian praktek SIM, Satlantas Polresta Pekanbaru tetap melaksanakan coaching clinic.
Dijelaskan Birgitta, coaching clinic sendiri ialah latihan untuk membantu keterampilan masyarakat dalam mekanisme pembuatan SIM.
"Untuk membuat masyarakat lebih percaya diri dalam pengurusan atau pengujian SIM, kami tetap melaksanakan coaching clinic," sebut Birgitta kepada ANTARA.
Dipaparkannya, untuk melewati proses penerbitan SIM harus memenuhi beberapa syarat antara lain administrasi, lulus ujian teori serta praktik.
"Ujian praktek yang dilaksanakan sambil menunggu juklakdari pembina fungsi kami yaitu melewati jalan lurus, jalan sempit, putar balik, zig-zag, angka 8, dan reaksi yaitu pengereman mendadak," pungkasnya.
Sebelumnya diketahui, Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo meminta kepada Kakorlantas untuk memperbaiki dan menyesuaikan layanan pembuatan SIM dengan apa yang menjadi kebutuhan dalam berlalu lintas dan keselamatan di jalan raya, sehingga masyarakat tidak dibebankan.
“Khusus untuk pembuatan SIM, saya minta Kakorlantas tolong untuk dilakukan perbaikan,” kata Sigit saat memberikan pengarahan dalam kegiatan Upacara Wisuda STIK Tahun Ajaran 2023 di Lemdiklat Polri, Jakarta.
Sigit menitik beratkan perbaikan pada praktek pembuatan SIM, yakni praktek mengendarai kendaraan menggunakan jalan menyerupai angka delapan dan zig-zag.
Pembuatan SIM dinilai menyulitkan, Satlantas Pekanbaru tunggu arahan
Pemohon SIM di Satpas Polresta Pekanbaru beberapa waktu lalu. (ANTARA/Riski Maruto)
