Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan (Menkeu) RI Sri Mulyani menilai bahwa kerja sama global diperlukan untuk menghadapi perubahan iklim, karena pemerintah tidak bisa bekerja sendiri.
"Kerja sama diperlukan baik dari sisi pembiayaan, teknologi, maupun keahlian untuk mencapai transisi yang adil dan terjangkau bagi semua," kata Sri Mulyani dalam rangkaian kegiatan Paris Summit 2023, seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Senin.
Saat ini, ia mengungkapkan banyak negara berkembang yang memiliki keterbatasan dalam pendanaan perubahan iklim. Oleh karena itu diperlukan dukungan sistem keuangan global termasuk bank pembangunan multilateral dalam mengatasi kesenjangan pembiayaan terutama untuk negara berkembang.
Selain itu, langkah konkret dari negara maju sangat dibutuhkan untuk membantu pendanaan aksi iklim, termasuk melalui pemenuhan komitmen sebesar 100 miliar dolar AS per tahun yang hingga saat ini belum terpenuhi.
Di samping itu, diperlukan antisipasi dampak perubahan iklim dengan intensitas lebih tinggi yang berbahaya dan mengakibatkan kehilangan dan kerusakan, baik pada alam maupun manusia. Berbagai upaya dan antisipasi yang dapat dilakukan antara lain dengan meningkatkan kapasitas bank pembangunan multilateral dan lembaga keuangan, termasuk memprioritaskan fasilitas hibah dan concessional financing lainnya.
Kehadiran Menkeu Sri Mulyani dalam Paris Summit 2023 mewakili Presiden Joko Widodo memenuhi undangan dari Presiden Prancis. Paris Summit 2023 yang berlangsung pada 22-23 Juni 2023 bertujuan untuk membangun diskusi dan penguatan kerja sama multilateral dalam membangun solusi pembiayaan global untuk penanganan tantangan global dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals 2030/SDGs 2030), termasuk agenda perubahan iklim global.
Sri Mulyani juga melakukan serangkaian kegiatan pertemuan bilateral di London, Inggris, dan Paris, Prancis, dalam rangka kunjungan kerja dan di sela-sela rangkaian Paris Summit 2023 pada 21-23 Juni 2023 untuk bertukar pikiran tentang pemulihan ekonomi global, transisi energi, pembiayaan iklim dan pasar karbon, hingga membahas perkembangan Keketuaan Indonesia di ASEAN.
Beberapa tokoh penting yang bertemu dengan Menkeu Sri Mulyani yakni Jeremy Hunt (Menteri Keuangan Inggris-Chancellor of the House Exchequer of the UK), Janet Yellen (Menteri Keuangan Amerika Serikat), Nirmala Sitharaman (Menteri Keuangan India), Bruno Le Maire (Menteri Keuangan Prancis), Ajay Banga (Presiden Grup Bank Dunia), Mathias Cormann (Sekretaris Umum Organisasi untuk Kerja sama Ekonomi dan Pembangunan/OECD), Anna Bjerde (Direktur Pelaksana Bank Dunia), dan Thomas Heller (Chairman of the Board and Senior Strategic Advisor Climate Policy Initiative).
Pertemuan-pertemuan bilateral tersebut tidak hanya membahas perkembangan isu ekonomi global beserta tantangannya, tetapi juga dimanfaatkan untuk meminta dukungan atas agenda-agenda prioritas Indonesia, seperti sektor energi dan keuangan, termasuk kerja sama pada forum G20 dan lembaga keuangan multilateral yang strategis.
Baca juga: Menlu Indonesia-Tanzania bahas peningkatan kerja sama bilateral bidang ekonomi
Baca juga: KemenKopUKM gencarkan digitalentrepreneur untuk tumbuhkan ekonomi digital
Berita Lainnya
Menteri ESDM Bahlil sebut kenaikan PPN 12 persen tak pengaruhi harga BBM
19 December 2024 16:58 WIB
Prof Haedar Nashir terima anugerah Hamengku Buwono IX Award dari UGM
19 December 2024 16:35 WIB
NBA bersama NBPA hadirkan format baru untuk laga All-Star 2025
19 December 2024 16:16 WIB
PPN 12 persen, kebijakan paket stimulus dan dampak terhadap ekonomi
19 December 2024 15:53 WIB
Pertamina Patra Niaga siap lanjutkan program BBM Satu Harga di 2025
19 December 2024 15:47 WIB
BNPT-PBNU sepakat terus perkuat nilai Pancasila cegah ideologi radikalisme
19 December 2024 15:38 WIB
Maskapai Garuda Indonesia tambah pesawat dukung operasional di liburan
19 December 2024 15:19 WIB
Kemenekraf berkolaborasi untuk bantu promosikan produk kreatif
19 December 2024 14:52 WIB