Pangkalpinang (ANTARA) - Direktur Keuangan PT Timah Tbk Fina Eliani menyatakan, permintaan logam timah di pasar dunia semakin pulih, sehingga akan berdampak terhadap kenaikan harga timah dunia.
"Kami memperkirakan harga logam timah dunia pada 2023 ini akan bergerak di kisaran 23.000 hingga 30.000 dolar Amerika Serikat per metrik ton," kata Fina Eliani di Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Sabtu.
Ia mengatakan sebelumnya, PT Timah Tbk memperkirakan harga timah dunia pada 2023 lebih rendah dibandingkan 2022, karena permintaan logam timah yang diperkirakan melesu akibat dampak krisis ekonomi dunia.
"Pada Mei tahun ini harga logam timah sudah mencapai 26.000 hingga 27.000 dolar per metrik ton dan ini jauh lebih tinggi dibandingkan prediksi awal hanya 23.000 dolar AS per metrik ton" ujarnya.
Menurut dia kenaikan harga logam timah ini, karena semakin pulihnya permintaan logam timah dunia.
"PT Timah terus beradaptasi menghadapi bisnis pertimahan yang dinamis ini, serta didorong oleh upaya efisiensi di seluruh rantai bisnis, penurunan interest bearing debt dan konsistennya peningkatan kinerja anak usaha segmen nonpertimahan," katanya.
Sekretaris Perusahaan PT Timah Tbk Abdullah Umar mengatakan harga timah dunia 2022 masih cenderung fluktuatif, namun semakin pulihnya sektor ekonomi yang salah satunya ditandai dengan peningkatan konsumsi terhadap tin-related products berupa produk elektronik, membuat permintaan atas komoditas timah bertumbuh.
Harga jual rata - rata logam timah LME 2022 sebesar 31.474 dolar per metrik ton, turun 4 persen dibanding 2021 sebesar 32.619 dolar per metrik ton, dengan level tertinggi pada 43.917 dolar dan level terendah 19.373 dolar.
“PT Timah Tbk terus beradaptasi terhadap kondisi bisnis pertimahan yang memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi TINS dalam mendukung kinerja 2022,” kata Abdullah.
Baca juga: PT Timah setor pajak dan Penerimaan Negara Bukan Pajak Rp124,7 miliar
Baca juga: PT Timah bukukan laba bersih sebesar Rp1,04 triliun tahun 2022