Jakarta (ANTARA) - Meskipun media sosial kini sudah menjadi bagian dari sumber informasi, pakar komunikasi Universitas Indonesia Firman Kurniawan Sujono mengatakan bahwa media massa masih memiliki peranan penting untuk masyarakat.
”Tidak perlu bersaing antara media sosial dan media konvensional. Sesungguhnya masing-masing media itu punya ciri khas sendiri,” ungkap Firman saat dihubungi ANTARA, Sabtu.
Menurut Firman, media massa memiliki awak media yang dapat membahas sebuah informasi secara mendalam. Selain itu, awak media juga sudah mendapatkan pendidikan dan pelatihan sehingga dapat memberikan informasi yang valid untuk masyarakat.
Oleh sebab itu, media massa dinilai masih tetap memiliki peranan penting untuk memberikan kebenaran informasi kepada masyarakat saat ini.
”Kalau media sosial, karena dimiliki oleh semua orang, dengan segala tingkat pendidikan dan segala macam kepentingannya, mereka bisa memanfaatkan media sosial itu. Sehingga kadang-kadang, informasi yang disebarkan itu tidak berkualitas, tidak berbasis kebenaran,” kata Firman.
”Sehingga di sini, media konvensional tetap mempunyai peranan yang penting untuk memberikan informasi yang berkualitas kepada masyarakat,” imbuhnya.
Kendati demikian, Firman mengimbau agar para awak media juga tidak terjebak kepada perilaku media sosial yang serba cepat dalam mengirimkan informasi. Dia mengatakan ketepatan suatu informasi lebih penting bagi masyarakat dibandingkan dengan kecepatan informasi tersebut didapatkan.
”Justru kelebihan dari media konvensional itu harus valid. Nggak cepat nggak apa-apa, tapi ya akurat. Kebenarannya sudah di check and recheck. Jadi media konvensional jangan terjebak ke perilaku media sosial yang real time,” jelasnya.
Di sisi lain, Pengamat Telekomunikasi sekaligus Anggota Komisi Komunikasi dan Edukasi Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN), Heru Sutadi juga menilai bahwa media massa memiliki peran besar sebagai sumber informasi sepanjang tidak mengikuti pemberitaan yang diungkap di media sosial.
”Yang dilakukan (awak media), utamanya adalah tidak percaya begitu saja informasi di media sosial. Pers harus melakukan check and recheck, verikasi informasi, dan tentunya bilamana ada informasi yang terkait pihak tertentu, perlu secara imbang menginformasikannya pada publik,” kata Heru Sutadi.
Baca juga: BP3MI imbau masyarakat jangan mudah percaya medsos tawarkan lowongan kerja ke luar negeri
Baca juga: Penggunaan medsos pada malam hari bisa picu tidur terlambat
Berita Lainnya
UNIFIL berduka atas tewasnya petugas penjaga perdamaian akibat tabrakan di Lebanon
16 November 2024 16:25 WIB
Indonesia mulai integrasikan bioenergi dan CCS guna kurangi emisi karbon
16 November 2024 16:10 WIB
Presiden China Xi Jinping ajak anggota APEC promosikan ekonomi inklusif
16 November 2024 15:57 WIB
Mike Tyson kalah dari Paul Jake dalam pertarungan selama delapan ronde
16 November 2024 15:49 WIB
BPBD DKI sebut genangan banjir rob di Jakarta Utara mulai berangsur turun
16 November 2024 15:25 WIB
Ketua MPR Ahmad Muzani lelang 1 ton sapi untuk disumbangkan korban Gunung Lewotobi
16 November 2024 15:10 WIB
Presiden Prabowo: APEC harus jadi model solidaritas dan kolaborasi Asia Pasifik
16 November 2024 14:49 WIB
Nelayan di Flores Timur NTT mulai lakukan aktivitas memancing
16 November 2024 14:01 WIB