Angin kencang dan cuaca terik sulitkan pemadaman karhutla di Dumai-Bengkalis

id Karhutla Dumai Bengkalis,karhutla riau,karhutla dumai

Angin kencang dan cuaca terik sulitkan pemadaman karhutla di Dumai-Bengkalis

Petugas kepolisian memadamkan api yang membakar lahan di Desa Pelintung, Kecamatan Medang Kampai, Kota Dumai, Riau, Selasa (2/5/2023). Ratusan hektar lahan gambut terbakar di daerah tersebut sejak dua pekan terakhir dan api terus menjalar ke daerah lain akibat cuaca panas dan angin kencang. (ANTARA/Aswaddy Hamid)

Pekanbaru (ANTARA) - Lahan seluas sekitar 70 hektare masih terbakar di perbatasan Kota Dumai dan Kabupaten Bengkalis dalam kurun waktu dua pekan terakhir, bahkan kondisinya cenderung meningkat seiring tiupan angin kencang dan teriknya pancaran sinar mentari.

Kapolres Dumai AKBP Nurhadi Ismanto saat ditemui di Pekanbaru, Kamis, menyebutkan hingga hari ini pihaknya masih melakukan pendinginan. Sebelumnya kebakaran sempat padam namun kembali melebar akibat angin kencang.

"Ini hari ke-15 kita melakukan pendinginan di lokasi Karhutla di wilayah Dumai. Saat ini hanya tinggal asap, walaupun kemarin sempat naik lagi karena angin kencang dan cuaca terik sampai 37 derajat," sebutnya kepada awak media di Mapolda Riau.

Untuk mencegah makin luasnya lahan yang terbakar, dikatakannya Satgas Karhutla telah menggali parit selebar 2 meter. Selain itu, pagi ini yang tersisa hanya sedikit asap.

"Tadi malam tujuh titik api terdeteksi di lokasiyang sama, namun pagi ini sudah nihil," lanjutnya.

Penyelidikan sementara lahan tersebut merupakan milik dari kelompok tani. Pihaknya telah memeriksa ketua kelompok tani namun belum bisa dipastikan batas-batas milik kelompoknya.

"Ini masih kita dalami, namun namanya sudah didata dan akan diperiksa semua," tutur Nurhadi.

Selain itu, dalamnya tanah gambut membuat pihaknya kesulitan dalam memadamkan api. Dikatakannya, gambut di lahan tersebut hampir 2 meter dalamnya.

Ditambah lagi di lokasi karhutla memang tak ada hujan dalam beberapa waktu ini. Teriknya cuaca di lokasi membuat proses pemadaman semakin sulit.

"Inilah kadang-kadang walaupun sudah kita padamkan, namun saat kena angin masih menyala lagi," paparnya.

Tambah Nurhadi, pihaknya telah mendatangkan saksi ahli dari IPB yaitu Profesor Bambang Heru untuk mempelajari lokasi kebakaran guna mengetahui secara saintifik kejadian ini terjadi akibat disengaja atau tidak.