Kisah mahasiswa Riau yang dievakuasi dari Sudan, berdoa tidak ada rudal nyasar

id Warga Riau dievakuasi dari Sudan,konflik sudan,mahasiswa riau di sudan

Kisah mahasiswa Riau yang dievakuasi dari Sudan, berdoa tidak ada rudal nyasar

Imam Wahyudi, warga Riau yang turut dievakuasi dari Sudan. (ANTARA/dok)

Pesawat tempur terbang rendah, tepat di atas rumahnya sehingga membuatnya mau tak mau harus bersembunyi ke di bawah lantai dasar rumah,
Pekanbaru (ANTARA) - 36 warga Riau yang berada di Sudan akhirnya tiba di Kota Pekanbaru, usai sebelumnya dievakuasi dari negara tersebut lantaran perang saudara yang terjadi.

Salah seorang warga Riau yang turut dievakuasi, Imam Wahyudi mengungkapkan rasa syukurnya tiba di Tanah Air dengan selamat.

"Alhamdulillah, kami sudah sampai dengan selamat ke kampung halaman," sebut Imam saat baru tiba, Sabtu (29/4).

Sebelum dievakuasi, ia merasakan takut karena berada di ambang hidup dan mati selama tujuh hari sebelum dipulangkan keIndonesia.

"Suara tembakan di udara sangat jelas terdengar sampai sekarang. Terlebih saat di malam hari, suasana makin mencekam," ujar Imam.

Lanjut Imam, pesawat tempur terbang rendah, tepat di atas rumahnya sehingga membuatnya mau tak mau harus bersembunyi ke di bawah lantai dasar rumah.

"Jadi saya bersama istri dan anak bersembunyi di bawah sambil berdoa agar tidak ada rudal yang nyasar," tuturnya.

Bahkan ia mengaku lokasi ledakan rudal ke rumahnya hanya berjarak 500 meter. Beruntung ledakan tersebut tidak mengenai tempat tinggalnya.

Sepanjang malam ia dan sang istri berjaga secara bergantian dengan istri. Mereka harus bertahan hidup dengan kondisi listrik dan air mati. Bahkan saat itu logistik telah hampir habis.

"Kami bertiga di satu rumah dan harus pandai-pandai membagi persediaan logistik. Makan nasi dan telur, hingga akhirnya kami dievakuasi," ujarnya.

Imam berharap agar konflik di Sudan dapat segera selesai dan ia bisa menyelesaikan pendidikan S2-nya yang saat ini sedang tahap penyelesaian tesis.

"Saya dan istri jurusan Bahasa Arab. Kami kuliah di Khartoum International Institute for Arabic Language. Semoga perang cepat selesai dan bisa segera cepat menyelesaikan pendidikan S2," pungkasnya.