Pekanbaru (ANTARA) - Setelah tiga tahun ditiadakan karena pandemi COVID-19, akhirnya Petang Megang(ritual mandi menyambut puasa) kembali dilaksanakan di Sungai Siak di Pekanbaru menyambut Ramadan 1444 H, Rabu sore.
Ribuan masyarakat memadati Rumah Singgah Tuan Kadi di Senapelan yang menjadi pusat pergelaran Petang Megang. Dalam acara ini, tampak pula anak-anak menampilkan permainan rakyat seperti gasing, congklak, egrang, setatak, dan permainan tradisional lainnya
Warga juga berdiri berdesakan untuk melihat anak laki-laki yang terjun bebas ke sungai setelah melompat dari Jembatan Siak III.
Salah satu warga Pekanbaru Husna mengaku antusias ikut meramaikan acara ini setelah tiga tahun lamanya tak dilaksanakan.
"Tentu saya merasa senang. Sebab semenjak pandemi sudah tak pernah lagi diadakan. Banyak yang bisa disaksikan di sini seperti tarian dan permainan tradisional," sebutnya kepada ANTARA.
Senada, warga lain bernama Wati juga mengaku senang dan membawa serta anak dan keluarganya untuk menikmati keriuhan masyarakat menyambut Ramadan.
"Akhirnya setelah sekian lama Petang Megang kembali ada. Jadi saya bawa keluarga untuk jalan-jalan ke sini sambil menikmati waktu," pungkasnya.
Menurut budayawan Anas Aismana, Petang Megang merupakan tradisi turun-temurun dari kebudayaan Melayu yang sejak dulu identik dengan kehidupan di tepi sungai.
Tradisi tersebut, ujarnya, muncul di Pekanbaru sejak abad 18 yang bersamaan dengan pindahnya pusat kesultanan Siak Sri Indrapura dari Sungai Menpura ke Bukit Senapelan, daerah yang kini bernama Kota Pekanbaru.
"Dahulu orang dalam Kerajaan Siak juga sudah akrab dengan tradisi Petang Megang," ujar Anas.
Ia menjelaskan, Petang Megang sebenarnya merupakan kebiasaan warga Melayu untuk membersihkan diri pada sore hari menjelang masuknya bulan suci Ramadan. Warga percaya pembersihan diri merupakan hal penting sebelum menjalani ibadah di bulan puasa.