Pekanbaru, (Antarariau.com) - Pemerintah Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, berharap acara ritual "Petang Megang" yang digelar dalam menyambut Ramadan diharapkan bisa jadi iven pariwisata tingkat nasional, maupun internasional.
"Petang megang sebuah tradisi yang dilaksanakan oleh masyarakat Melayu dahulu kala di sebuah petang untuk menyambut Ramadan, yang dipertahakan hingga kini," kata Ketua panitia Petang Megang tahun 2015 yang juga Kadisbudsenipar, Hermanius di Pekanbaru, Kamis.
Hermanius menerangkan, acara ini terus dipertahankan hingga kini sebagai upaya menggali sendi budaya Melayu yang sarat muatan Islamnya.
"Bagi umat Islam kegiatan ini juga sebagai doa bersama untuk selalu bisa dipertemukan dengan bulan Ramadan selanjutnya," urjarnya.
Hermanius menyebutkan, perlu upaya keras untuk mendaftarkan iven petang megang ini agar tercatat jadi salah satu agenda wisata nasional.
Ia menjelaskan acara petang megang dimulai dengan wisata ritual mengunjungi Tempat Pemakaman Umum (TPU) Senapelan dan Mesjid Raya Senapelan.
"Ziarah kubur ke makam tokoh Pekanbaru, makam pendiri kota, sholat ashar berjamaah di Mesjid Raya Senapelan, dilanjutkan arak-arakan menuju tepian sungai Siak," urainya.
Setibanya di tepian sungai Siak, akan digelar lagi berbagai acara memukul beduk secara bersama, kemudian pelepasan seribuan itik ke sungai yang menjadi rebutan masyarakat.
"Puncaknya Wakil Wali Kota bersama Muspida memandikan beberapa anak yatim dengan air kembang," ujarnya.
Wakil Wali Kota Ayat Cahyadi, mengakui tradisi petang megang harus jadi kekayaan bagi warga Pekanbaru dalam mewujudkan kota metropolitan madani.
"Iven ini diharapkan menjadi daya tarik wisata nasional maupun mancanegara," harapnya.
Ayat juga menyarankan, agar Kepala Dinas terkait harus melakukan koordinasi dengan para tokoh, agama, adat untuk mensinergikan kegiatan ini menjadi budaya dan akan dimasukkan sebagai daftar wisata nasional.
"Perlu dilakukan pendekatan, penataan dan gerakan secara bersama untuk membangun iven ini serta mempersiapkan lokasi sungai Siak menjadi daya tarik wisata," urainya.
Ayat juga berharap dukungan seluruh kabupaten/kota se Provinsi Riau untuk sama-sama membangun tepian sungai Siak menjadi layak sebagai tempat wisata.
Berdasarkan pengamatan Antara sekitar 5.000 orang memenuhi lokasi petang megang, baik yang menyaksikan dari atas jembatan Siak I dan Siak IV, maupun kedua sisi tepian sungai Siak.
Yang uniknya terlihat puluhan kaum ibu utusan 12 kecamatan se Pekanbaru menjunjung talam berisikan berbagai jenis kue khas melayu, seperti bolu kemojo, paniaram, lepat bugis, sidah, lemang dan sebagainya.
"Kue ini merupakan ciri khas Melayu, sengaja disajikan untuk dibagikan ke masyarakat yang datang diacara petang megang," kata Lela Wati, seorang ibu anggota PKK Kecamatan Rumbai.
Diakhir acara petang megang mobil pemadam kebakaran yang sudah tersedia menyemprotkan air kembang kearah pengunjung sebagai tanda dimulainya siraman atau "balimau".
Sontak warga riuh pikuk sambil berlarian menghindari arah air, namun sepertinya tidak ada yang luput dari siraman.