Berharap Pekanbaru bebas sampah

id Sampah pekanbaru, sampah,Masalah sampah, Banjir

Berharap Pekanbaru bebas sampah

Sebuah tumpukan sampah di Pasar Pagi Arengka Kota Pekanbaru belum lama ini. (ANTARA/FB Anggoro/21)

Pekanbaru (ANTARA) - Sampah menjadi permasalahan yang tak usai di Kota Pekanbaru. Sering tampak sampah yang bertumpuk di banyak bahu jalan seperti diSoekarno Hatta ujung, kawasan rumah warga maupun di belakangMPP (Mal Pelayanan Publik) Pekanbaru.

Banyaknya sampah yang tidak terangkut itu selain membuat pemandangan tak sedap dipandang juga menimbulkan aroma tak ramah di hidung.

Sementara Lidia, salah satu warga di Simpang Tiga, mengeluhkan waktu penjemputan sampah yang tak menentu sehingga sampah menumpukdan berimbas pada lingkungan tak sedap dipandang mata.

"Waktu penjemputan tak menentu, sedangkan pembayaran tetap jalan," keluh Lidia, Jumat.

Dia berharap sampah terangkut sesuai jadwal sehingga lingkungan menjadinyaman dan sehat.

Rama, koordinator sosialisasi untuk zona satu dan zona dua pada Dinas Kebersihan Kota Pekanbaru, mengatakan waktu paling lama penjemputan sampah dilakukan dua hari sekali.

Zona satu dan zona dua sendiri ialah wilayah selain Rumbai, Rumbai Pesisir, dan Rumbai Timur. Untuk Jl. Tengku Bey dan sekitarnya dilakukan pada trip kedua setelah penjemputan sampah trip pertama di jalan utama.

"Untuk trip pertama memang semua mobil pengangkut diarahkan ke jalan utama, kami dahulukan ke jalan yang dilalui banyak orang. Setelah sampah dari trip pertama dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) baru kami lanjutkan ke jalan poros atau jalan penghubung," jelasnya Rama saat dijumpai.

Rama menuturkan untuk wilayah Simpang Tiga dan Air dingin banyak diangkut oleh pengangkutan mandiri. Imbasnya mobil pengangkut dari dinas tak bisa masuk karena wilayah tersebut sudah diambil alih oleh mereka.

"Mungkin mereka sudah mulai bekerja saat ada permasalahan kontrak kami di Januari lalu. Kalau mereka sudah di wilayah tersebut, kami tak bisa masuk ke sana karena ditakutkan muncul hal tak diinginkan. Jadi mereka ngambil sampah warga, dibuang entah di mana. Itulah mungkin yang membuat sampah bertumpuk di jalan," tutur Rama.

Rama mengaku untuk sampah di wilayah Soekarno Hatta,MPP dan Pasar Pagi Arengka dijemput setiap hari. Tapi memang tak lama kemudian sampah akan bertumpuk kembali.

"Untuk MPP kami jemput setiap pagi. Tapi karena itu wilayah perkantoran, sekitar siang atau sore sampah-sampah sudah bertumpuk lagi. Jadi sampah seperti tidak diangkut seharian. Begitupun Pasar Pagi Arengka, sudah kami angkut jam 3 sore atau paling lama malam,tapi besoknya sampah sudah menumpuk lagi. Begitu pula untuk jalan Soekarno Hatta. Ini terlihat seakan kami tak bekerja," jelasnya.

Rama mengaku telah memasang plang untuk permasalahan sampah yang ditumpuk sembarangan, namun cara ini tak cukup efektif.

"Plang sudah ada, malah baliho lagi, tapi dicabut. Padahal juga sudah ada di Perda, pakai denda. Minimal sudah kami beri spanduk, malah digeser. Kami letakkan di sini, nanti digeser ke sana," keluhnya.

Rama juga mengungkapkan jumlah sampah dari zona satu dan dua yang di bawah pengelolaan PT. Sabana Indah dan Godang Tuah rata-rata 1.600 ton/bulan.