Pekanbaru, 31/7 (ANTARA) - Ribuan warga Kota Pekanbaru berkumpul di tepi Sungai Siak untuk mengikuti tradisi "Petang Megang" menjelang bulan suci Ramadhan 1432 Hijriyah, Minggu.
Warga terlihat mulai memadati tepian sungai sejak pukul 14.00 WIB untuk mengikut tradisi yang dihadiri oleh Gubernur Riau Rusli Zainal dan Pejabat Wali Kota Pekanbaru Syamsurizal.
Menurut budayawan Anas Aismana, "Petang Megang" merupakan tradisi turun-temurun dari kebudayaan Melayu yang sejak dulu identik dengan kehidupan di tepi sungai.
Tradisi tersebut, ujarnya, muncul di Pekanbaru sejak abad 18 yang bersamaan dengan pindahnya pusat kesultanan Siak Sri Indrapura dari Sungai Menpura ke Bukit Senapelan, daerah yang kini bernama Kota Pekanbaru.
"Dahulu orang dalam Kerajaan Siak juga sudah akrab dengan tradisi Petang Megang," ujar Anas.
Ia menjelaskan, "Petang Megang" sebenarnya merupakan kebiasaan warga Melayu untuk membersihkan diri pada sore hari menjelang masuknya bulan suci Ramadhan. Warga percaya pembersihan diri merupakan hal penting sebelum menjalani ibadah di bulan puasa.
Namun, ia mengatakan tradisi tersebut sempat hilang pada dekade tahun 1970-an. Sebabnya adalah akibat dari air Sungai Siak yang makin kotor akibat pencemaran.
"Selain itu, warga asli Melayu juga mulai pindah ke daratan setelah Pekanbaru mulai berkembang," ujarnya.
Tradisi tersebut, lanjutnya, mulai ia rintis kembali bersama warga setempat pada tahun 1997.
"Sekarang menjadi 'Petang Megang' kembali tradisi rutin sebelum Ramadhan dan mendapat perhatian dari pemerintah daerah," katanya.
Gubernur Riau Rusli Zainal berharap tradisi "Petang Megang" terus diadakan dan menjadi agenda budaya di Pekanbaru. Karena itu, ia berpesan agar warga Pekanbaru menjaga kebersihan Sungai Siak agar tradisi "Petang Megang" bisa terus diadakan.
"Benahi air bersih kita," ujarnya.