Jakarta (ANTARA) - China menyatakan ingin mencegah krisis Rusia-Ukraina agar tidak lepas kendali, dan menekankan bahwa dialog dan negosiasi adalah satu-satunya cara yang patut untuk menyelesaikan konflik, demikian menurut sebuah laporan Kementerian Luar Negeri China pada Jumat.
Pada peringatan satu tahun Invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari, China menyerukan penghentian pertempuran secara keseluruhan dan de-eskalasi secara bertahap, serta mengurangi ketegangan.
"Konflik dan perang tidak menguntungkan siapa pun. Semua pihak harus tetap rasional dan menahan diri, menghindari memperburuk situasi dan ketegangan, dan mencegah krisis dari memburuk lebih jauh atau bahkan menjadi di luar kendali," kata pernyataan itu.
Perang di Ukraina memasuki tahun kedua pada Jumat (24/2), dan belum ada tanda bahwa perang akan berakhir.
Sementara itu, Rusia terisolasi dalam pemungutan suara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menuntut untuk menarik mundur pasukannya.
Para pemimpin Kelompok Tujuh (G7) akan berkoordinasi untuk mengirim lebih banyak bantuan ke Ukraina.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah memberi tanda bahwa dia akan meningkatkan upaya serangan ke Ukraina, meskipun telah kalah beberapa kali di medan perang tahun lalu.
Putin juga telah meningkatkan isu penggunaan senjata nuklir, dengan mengumumkan rencana untuk mengerahkan rudal balistik antarbenua "Sarmat" yang dapat membawa beberapa hulu ledak sekaligus.
"Senjata nuklir tidak boleh digunakan dan perang nuklir tidak boleh dilakukan," kata pernyataan China itu.
Melalui laporan itu, China menegaskan bahwa pihaknya menentang pengembangan, penggunaan senjata biologis dan kimia oleh negara mana pun dalam keadaan apa pun.
Putin pada Kamis (23/2) memuji "kesepahaman baru" dalam hubungan antara Moskow dan Beijing, dan memberi tanda bahwa Presiden China Xi Jinping akan berkunjung ke negaranya. Xi diperkirakan menyampaikan pidato perdamaian pada Jumat.
Di sisi lain, Amerika Serikat khawatir dengan kedekatan yang lebih erat antara China dan Rusia.
Presiden AS Joe Biden pada Jumat akan bertemu dengan para pemimpin G7 dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy secara virtual untuk menandai peringatan satu tahun perang Rusia-Ukraina.
Biden akan mengumumkan sanksi baru terhadap mereka yang membantu upaya perang Rusia, kata Gedung Putih.
Dalam posisinya, China mengatakan sanksi sepihak dan tekanan maksimum tidak dapat menyelesaikan masalah dan hanya akan menciptakan masalah baru.
"China menentang sanksi sepihak yang tidak diizinkan oleh Dewan Keamanan PBB. Negara-negara terkait harus berhenti menyalahgunakan sanksi sepihak dan yurisdiksi terhadap negara lain," kata laporan Kemenlu China itu.
Baca juga: Pengamat nilai kunjungan Menlu China Qin Gang ke Indonesia amat strategis
Baca juga: Indonesia dan China perkuat kerja sama perdagangan dan investasi
Sumber: Reuters
Berita Lainnya
Menteri ESDM Bahlil sebut kenaikan PPN 12 persen tak pengaruhi harga BBM
19 December 2024 16:58 WIB
Prof Haedar Nashir terima anugerah Hamengku Buwono IX Award dari UGM
19 December 2024 16:35 WIB
NBA bersama NBPA hadirkan format baru untuk laga All-Star 2025
19 December 2024 16:16 WIB
PPN 12 persen, kebijakan paket stimulus dan dampak terhadap ekonomi
19 December 2024 15:53 WIB
Pertamina Patra Niaga siap lanjutkan program BBM Satu Harga di 2025
19 December 2024 15:47 WIB
BNPT-PBNU sepakat terus perkuat nilai Pancasila cegah ideologi radikalisme
19 December 2024 15:38 WIB
Maskapai Garuda Indonesia tambah pesawat dukung operasional di liburan
19 December 2024 15:19 WIB
Kemenekraf berkolaborasi untuk bantu promosikan produk kreatif
19 December 2024 14:52 WIB