Pertamina Dumai Riau ajak kelompok binaan pelajari budidaya patin

id Pertamina, Dumai, Ikan, Patin

Pertamina Dumai Riau ajak kelompok binaan pelajari budidaya patin

Dua kelompok binaan PT KPI RU II Dumai melakukan kunjungan belajar budidaya ikan ke Kampung Patin, Kabupaten Kampar. (ANTARA/HO-PT KPI RU II Dumai)

Kampar (ANTARA) - PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) Refinery Unit (RU) Dumai mengajak pelaku usaha binaan dari kelompok perikanan mempelajari budidaya di Kampung Patin Graha Pratama Fish (Integrated Fish Farm) yang berlokasi di XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Riau.

Area Manager Communication, Relation dan CSR RU II Dumai, Nurhidayantodi Kampar, Kamis, mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk silahturahmi antar kelompok, juga mengedukasi dan berbagi pengalaman sesama kelompok perikanan. Ada dua kelompok yang ikut yakni kelompok budidaya ikan lele Palas Jaya dan Nelayan Tuna.

"Pelatihan ini dilakukan untuk meningkatkan kapasitas mitra binaan dalam pembenihan ikan, pembesaran ikan, pembuatan pakan ikan, dan pengembangan produk olahan ikan untuk pengembangan Program Kampung Minapolitan dari KPI RU Dumai," kata Nurhidayanto.

Dia menyebutkan kegiatan tersebut diisi dengan berbagi pengalaman dan pengetahuan teknis dalam berbudidaya ikan oleh Suhaimi, pemilik Graha Pratama Fish sekaligus penerima penghargaan Adibakti Mina Bahari. Pemilihan Kampung Patin sebagai lokasi karena tempat ini merupakan sentra budidaya patin terintegrasi yang telah berkembang di Provinsi Riau.

Mulai dari pembenihan ikan, pembesaran ikan, pembuatan pakan ikan, olahan ikan, hingga argo wisata perikanan. Saat ini produksi dari kolam patin mencapai 5 hingga 10 ton per hari dan keramba patin sebesar 235 ton per hari.

Suhaimimembagikan pula pengalaman dan sejarah mengapa terbentuknya Kampung Patin XII Koto Kampar, di mulai dari tata cara budidaya ikan patin, hingga bagaimana cara pembuatan pakan ikan yang dapat membuat ikan cepat berkembang dengan baik.

Selain itu dia juga menjelaskan tantangan dalam membudidayakan ikan patin. “Sulitnya air bersih yang banyak untuk melakukan budidaya patin ini tidak membuat kami menyerah. Kami dahulu dibilang gila, sekarang hampir semuanya tidak menganggur karena telah mengetahui teknik budidaya ikan dan berhasil dengan segala hasil olahan ikannya,” ungkap Suhaimi.

Menurutnya, tujuan pengembangan Kampung Patin saat ini agar setiap rumah tangga yang ada di kampung tersebut menjadi pemilik bagi usahanya, sehingga semuanya bisa mendapatkan manfaat dari adanya program Kampung Patin tersebut.