Semangat touring Sang Founder Teruci Chaplaku itu masih menyala

id andi martanius,teruci,teruci chaplaku,chaplaku

Semangat touring Sang Founder Teruci Chaplaku itu masih menyala

Sejumlah anggota Teruci Chaplaku saat berkunjung di rumah Andi Martanius (duduk). (ANTARA/dok)

Pekanbaru (ANTARA) - "Touring ke Palembang, Danau Toba atau ke Solo kita lalui," kenang Andi Martanius, salah satu pendiri Terios Rush Club Indonesia Chapter Lancang Kuning (Teruci Chaplaku).

Andi Martanius bersama sejumlah sohibnya di antaranya Didi Herlambang Surjadibrata (T-0632), M Fauzi Budiono (T-0468) dan Hendra Kurniawan (T-0406) turut membidani lahirnya Teruci Chaplaku pada tahun pada 2015 silam.

Andi Martanius juga mengenang saat bersama Om Lilik Sudarto atau Om Budi Waluyo melakoni touring ke Solo dalam rangka kegiatan Jambore Nasional ke-9 Teruci pada April 2017.

"Touring ke manapun, saya siap," katanya semangat saat dikunjungi sejumlah anggota Teruci Chaplaku di rumahhnya di Jalan Irian Jaya, Kota Padang, Sumatera Barat, pada Jumat (9/9/2022).

Andi Martanius di sela touring akhir tahun

di Danau Toba pada 2016. (ANTARA/HO-Chaplaku)

Anggota Chaplaku yang sowan ke founder Teruci Chaplaku tersebut adalah Lilik Sudarto (T-1409), Tante Echi (T-1606), Agus Setya Budi (T-2259), dan Riski Maruto (T-3185).

Pemilik nomor ID T-1130 ini juga mengisahkan susahnya merekrut Tante Echi untuk join bersama Chaplaku. "Tante Echi ini member paling susah untuk diajak gabung," kenang Andi.

"Echi sudah tua Om, masak mau jalan-jalan terus," timpal Tante Echi yang duduk di sebelah Om Andi.

Sontak, jawaban Srikandi Teruci Chaplaku bernama asli Deicy Arifin iti disambut gelak tawa. Tawa Om Lilik pun terlihat lebih lebar dan bergemuruh membelah ruang tamu sore itu.

"Begitulah Om Lilik. Dari dulu tawanya lebar seperti itu, tak ada yang berubah," kata Om Andi turut didampingi istrinya yang seolah mengiyakan.

Baca juga: Sepenggal kisah lahirnya Teruci Chaplaku

Anniversary ke-3 Teruci Chaplaku. (ANTARA/twitter.com/TeruciChaplaku)

Om Andi mengaku tetap selalu terkenang dengan kebersamaan member Teruci Chaplaku baik saat touring atau berkegiatan lainnya. Sesekali ia pun menyebut nama Om Mahyudi (T-1594), Om Badrus (T-1671), atau Om Semok (T-1551) yang merupakan partner setia touring.

Sementara itu terkait adanya sejumlah anggota Teruci Chaplaku yang keluar dari komunitas atau berselisih paham, ia menanggapi santai. "Begitulah organisasi. Kita juga harus kuat dan tahan banting," ucap Om Andi yang juga memiliki andil terbentuknya Teruci Chapter Regional Padang (Chaprendang).

Terkait Anniversary Teruci ke-15 yang saat ini dilaksanakan di kota domisilinya, Om Andi terlihat antusias meski tidak terucap dari mulutnya akan ikut.

Sudah sekitar empat tahun, Om Andi tidak mengikuti hajatan Anniversary. Biasanya setiap HUT Teruci, dia hampir selalu hadir baik itu yang dilakukan di Pulau Jawa atau "cuma" di Sumatera.

Andi Martanius (bertopi) bersamaDidiHerlambangdan rekan lainnya di sela touring akhir tahun di Danau Toba pada 2016. (ANTARA/HO-Chaplaku)

Kini Om Andi hanya bisa terduduk lemah di kursi roda. Penyakit stroke membuat kedua kakinya tak bertenaga. Untuk menyangga tubuhnya saja tak kuasa, apalagi menginjak pedal gas dan kopling. Tak mampu! Berbagai pengobatan dan terapi telah dicobanya, namun belum membuahkan hasil maksimal.

Untuk mengobati kerinduan, Pembina Teruci Chaplaku Om Lilik Sudarto juga mengajaknya untuk menghadiri pesta Anniversary ke-15 Teruci di Kota Padang pada 10 September 2022 ini. "Ayo Om, ikut lah, soal baju seragam, nanti pakai punya saya," rayu Om Lilik penuh semangat.

Om Andi pun menolak dengan menggerakkan tangannya. Namun sorot matanya, masih tajam dan bersemangat untuk menghadiri hajatan besar ini. "Nanti lah, kasih saya waktu berpikir," ucap Om Andi beralasan.

Tak terasa, Teruci sudah berusia 15 tahun. Sementara Chaplaku sendiri kini juga sudah berusia tujuh tahun, ibarat seorang bocah masih kelas I SD, yang masih butuh perjalanan panjang untuk cerdas dan berkembang.

Rangkaian Teruci Chaplaku peserta touring akhir tahun di Danau Toba pada 2016. (ANTARA/HO-Chaplaku)

Kita juga berdoa Om Andi Martanius bisa pulih seperti sedia kala dan mengajak touring kembali para member Chaplaku.

Semangat Om Andi terlihat masih menyala untuk touring dan bersilaturahmi, hanya kursi roda yang membatasinya.

Kita generasi penerus Chaplaku harus mencontoh semangat Om Andi dalam ber-Teruci dan ber-Chaplaku. Perbedaan pendapat, ide ataupun adanya kata-kata menyayat hati seharusnya bisa dijadikan bumbu-bumbu penyedap dalam berkomunitas. "Biasa itu dalam komunitas, wajar," kata Om Andi.

Wajar, sekali lagi wajar!