Meski ada PMK, jumlah kurban di Siak malah meningkat

id idul adha siak, diskanak siak

Meski ada PMK, jumlah kurban di Siak malah meningkat

Salah satu kegiatan kurban di Siak disaksikan Bupati Alfedri. (ANTARA/Bayu Agustari Adha)

Siak (ANTARA) - Jumlah hewan kurban di Kabupaten Siak, Provinsi Riau pelaksanaan Idul Adha 1443 Hijriayh tahun ini meningkat dibandingkan sebelumnya meskipun sekarang ada wabah Penyakit Mulut dan Kuku serta Lumpy Skin Desease (LSD).

Dinas Peternakan dan Perikanan Siak mencatat peningkatan terjadi pada dua jenis hewan kurban yakni sapi dan kerbau. Sementara untuk kambing jumlahnya justru mengalami penurunan.

"Dari data sementara yang diinput, Tahun 2021 ada 2527 ekor sapi dari jumlah total ternak kurban sebanyak 3656 ekor. Pada tahun 2022 ini jumlah sapi naik menjadi 2.886 ekor dari total hewan kurban 3.852 ekor," kata Kepala Diskannak Siak, drh. Susilawati, Senin.

Selanjutnya untuk kerbau meningkat dari 112 menjadi 135 ekor. Sementara untuk kambing pada 2021 ada 1017 ekor dan tahun ini turun menjadi 831 ekor dari total jumlah ternak kurban di Siak tahun 2022 sebanyak 3.852 ekor .

Menurut Susi, meningkatnya jumlah hewan kurban juga berbanding lurus dengan resiko penyebaran penyakit seperti PMK dan LSD. Pasalnya meski peruntukannya untuk disembelih, ternak yang datang dari luar Siak bisa saja membawa penyakit, terutama saat menunggu waktu penyembelihan.

"Oleh karena itu ternak-ternak yang datang dari luar Kabupaten Siak kita pastikan dulu kelengkapan dokumen SKKH dan Surat izin keluar dari daerah asal. Begitu juga sebaliknya ternak yang keluar Siak kita lengkapi dokumen tersebut," ungkapnya.

Diskannak Siak lanjutnya sudah menyebar belasan dokter hewan di 14 Kecamatan sejak H-4. Ratusan hewan kurban dari luar kabupaten diperiksa meliputi dokumen asal ternak, dan antemortum atau sebelum penyembelihan pada hewan kurban.

Ini untuk memastikan ternak kurban tidak ada yang terinfeksi penyakit menular, salah satunya PMK dan LSD yang sedang mewabah. Pemeriksaan Antemortum yakni pemeriksaan fisik sebelum hewan disembelih meliputi bagian mulut, kaki, mata dan kulit.

"Jika di sekitarnya ada ternak yang berkuku belah, bisa langsung tertular, medianya melalui udara dan juga manusia yang kontak langsung dengan ternaknya. Ke manusianya tak akan bermasalah, tapi ke ternak sekitarnya akan jadi masalah besar, " terangnya.