Pekanbaru (ANTARA) - Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) merasa tersayat baik secara relijius maupun kultural soal pencekalan Ustadz Abdul Somad (UAS) di Singapura.
Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat (Ketum MKA) LAMR Datuk Seri Raja Marjohan Yusuf didampingi Ketum Dewan Pimpinan Harian (DPH) LAMR Datuk Seri Taufik Ikram Jamil di Pekanbaru, Selasa mendesak Kedutaan Besar Indonesia di Singapura untuk segera memberikan keterangan resmi soal kondisi tersebut.
"Kalau itu dilakukan oleh negara di luar Asean, tentu tidak terlalu tersayat kita. Ini dilakukan oleh negara serumpun yang malah sempat sangat lama berada dalam suatu ikatan dengan Riau, termasuk dalam hal politik," kata Taufik.
Keduanya mengaku bahwa kabar pencekalan UAS itu memang baru mereka dengar dari keterangan UAS melalui video yang diperoleh langsung dari tim UAS, sebelum kabar itu merebak. Tidak ada keraguan sedikit pun terhadap kebenaran isi video tersebut yang segera ditanggapi berbagai kalangan.
"LAMR disebut tersayat secara relijius disebabkan bahwa selama ini, ceramah UAS sangat proporsional, tidak pernah menyinggung kesensitifan Singapura. Lagi pula, UAS mendatangi negara pulau itu untuk berlibur, bukan untuk suatu kegiatan relijius semacam ceramah dan tabligh akbar," kata dia.
Secara kultural, tentu mengingat Singapura bukan saja merupakan kawasan Melayu, tetapi juga sangat berperan dalam kebudayaan Melayu.
"Boleh dikatakan UAS tu balik kampung, tetapi diperlakukan tidak baik oleh orang sekampungnya sendiri. Kan sedih kita. Kalau hal itu terjadi di negara tidak serumpun, tidak sesedih ini kita," kata Taufik.
Taufik lantas teringat bahwa dalam mitologinya, Singapura pernah mengalami tragedi. Negara pulau itu diserang ikan todak, tidak lama setelah para penguasanya melecehkan seorang ulama, Tun Jana Khatib. Tentu, peristiwa semacam ini tak diharapkan terjadi yang menyengsarakan bangsa.
Selama ini, hubungan Singapura dengan Riau khususnya secara kultural, cukup baik. Beberapa tahun lalu misalnya, guru-guru Singapura mendalami kemelayuan justru di tanah Riau. Hubungan antarindividu seniman dan budayawannya pun terjalin erat.
Di sisi lain, lanjutnya,UAS sangat dihormati di Riau. Tidak saja saja sempat sebagai anggota MKA LAMR, UAS juga sempat diberi gelar adat kehormatan yakni Datuk Seri Ulama Setia Negara. Satu-satunya ulama yang diberi gelar adat setelah LAMR berdiri lebih dari 50 tahun.
Sementara itu, Datuk Seri Raja Marjohan, pihaknya ingin memperoleh kejelasan pendeportasian dari sisi lain. Untuk itulah, Kedubes RI di Singapura perlu dikontak serta, begitu juga terhadap sejumlah komponen di negara pulau tersebut.
Berita Lainnya
Ketua LAM Riau Kemuning apresiasi Polsek berhasil jaga keamanan pilkada
15 December 2024 7:43 WIB
Kasal Laksamana M Ali dianugrahi gelar adat oleh LAM Riau
05 June 2024 13:19 WIB
LAM Riau apresiasi PTPN V dalam diskusi "Pancung Alas"
27 November 2023 20:13 WIB
HPN 2023, LAM Riau harap pers semakin maju
10 February 2023 10:29 WIB
LAM Riau dukung pengembangan Pesantren Tahfidz Suku Bonai
30 January 2023 12:24 WIB
Kisruh duduki gedung LAM Riau, pengurus versi Mubeslub beri penjelasan
02 June 2022 22:46 WIB
Soal anggaran, LAM Riau nilai Pemkab Siak ketinggalan
01 February 2022 9:55 WIB
Hanya LAMR Siak tak diberi anggaran, LAM Riau bereaksi keras
29 January 2022 18:36 WIB