LAM Riau dukung pengembangan Pesantren Tahfidz Suku Bonai

id LAM, Riau, dukung ,pengembangan Pesantren, Tahfidz Suku Bonai

LAM Riau dukung pengembangan Pesantren Tahfidz Suku Bonai

Kegiatan LAMR dalam membantu pengembangan pesantren. (ANTARA/dok)

Pekanbaru (ANTARA) - Lembaga Adat Melayu Riau (LAM) Riau sangat mendukung pengembangan Pesantren Tahfidz Suku Bonai, suku adat di Kabupaten Rokan Hulu.

Bahkan LAM ikut bangga dengan dengan didirikannya pesantren tahfidz masyarakat adat Bonai sebagai upaya mencerdaskan anak bangsa di daerah pedalaman.

"Untuk itu LAMR berharap berbagai bagian pihak mendukung pesantren ini sekuat daya dan upaya, " kata Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian (Ketum DPH) LAMR Provinsi Riau, Datuk Seri Taufik Ikram Jamil di Pekanbaru, Senin.

Kata Taufik Ikram, pendirian pesantren ini muncul dari swadaya masyarakat Bonai, lembaga ini terbuka untuk umum, meskipun saat ini santrinya masih didominasi masyarakat adat setempat.

"Mulai beroperasional sekitar dua bulan lalu, pesantren ini telah menerima 20 orang santri yang sebagian besar adalah remaja masyarakat adat Bonai. Mereka mengikuti berbagai jadwal program seperti Sabtu - Ahad, sampai 35 hari. Di antara mereka ada yang sudah hafal beberapa juz, bahkan 30 juz," katanya.

Menurut Taufik Ikram Jamil, tak banyak orang yang mampu melakukan apa yang dibuat oleh yayasan ini, apalagi dengan memandang latar belakang sosial dan tempat yang jauh dari fasilitas umum.

"Berbahagialah Datuk-datuk, orangtua, santri dan santriwati maupun ustadz serta ustadzah. Sebab hanya orang yang dipilih Allah yang bisa melaksanakan hal semacam ini, " kata Datuk Seri Taufik.

Diperoleh keterangan, pesantren ini diprakarsai oleh tokoh masyarakat adat Bonai, Datuk Abdul Gani yang mendapat dorongan dari almarhum Datuk Seri Al azhar. Menjabat sebagai Ketua Yayasan Amanah Bonai Darussalam, Datuk Gani mewakafan tanah dan sejumlah bangunan di atasnya sekitar 10 hektare. Yayasan ini juga yang mencari dana operasional untuk santri, termasuk makan dan minum.

Tersambung dengan Pusat Tahfidz Nasional, pesantren ini diasuh oleh tiga ustadz dan dua ustadzah. Dengan demikian, hafalan mereka terstandarisasi secara global, sehingga tidak mustahil para lulusannya dapat mengikuti berbagai program yang berkaitan dengan al-Quran.

Ketua Yayasan Amanah Bonai Darussalam, Datuk Abdul Gani mengatakan, keberadaan pesantren itu merupakan wujud dari dukungan berbagai pihak. Secara bersama-sama pula mereka bertekad untuk terus mengembangkan pesantren itu.

Selebihnya, ia juga meminta maaf karena belum dapat memberi pelayanan yang memadai kepada santri dan santriwati. Misalnya air yang masih keruh dan belum tersedianya aliran listrik.