Pekanbaru, (Antarariau.com) - Badan Pusat Statistik menyatakan nilai ekspor bubur kertas (pulp) Provinsi Riau selama Januari hingga Mei 2013 mencapai 563 juta dolar AS, dan mengalami kenaikan sebesar 74,48 juta dolar AS dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.
"Kontribusi ekspor bubur kertas terhadap total ekspor nonmigas Riau pada periode Januari--Mei 2013 mencapai 12,03 persen," kata Kepala BPS Provinsi Riau Mawardi Arsyad di Pekanbaru, Senin.
Ekspor pulp berada para peringkat kedua tertinggi dalam ekspor nonmigas Riau, di bawah minyak sawit mentah (CPO). Ekspor pada bulan Mei 2013 mencapai 125,6 juta dolar AS, yang naik 10,75 juta dolar AS dari April.
Riau merupakan produsen pulp terbesar di Indonesia, berkat keberadaan dua perusahaan raksasa yang salah satunya adalah PT Riau Andalan Pulp and Paper.
Selain itu, dia mengatakan bahwa ekspor kertas dan karton pada bulan Mei juga meningkat 14,52 juta dolar AS sehingga mencapai 105 juta dolar AS jika dibandingkan dengan ekspor pada bulan April.
Ia mengatakan bahwa ekspor nonmigas Riau pada bulan Mei 2013 mencapai 1,071 miliar dolar AS atau naik 43,46 persen dibanding ekspor pada bulan April sebesar 747,09 juta dolar AS.
Sebelumnya, petinggi dari Raja Garuda Mas Anderson Tanoto mengatakan bahwa pasar kertas dunia masih tetap prospektif karena permintaan tinggi dari Cina dan India. Meski begitu, permintaan dari AS dan Eropa cenderung stagnan.
"Dunia sekarang membutuhkan kertas sebesar 391 juta ton per tahun. Dari jumlah itu sebesar 156 ton atau 40 persen dihasilkan oleh Asia dengan konsumsi hanya 24 persen atau 46 juta ton," katanya.
Perseroan Terbatas (PT) Riau Andalan Pulp and Paper di Kabupaten Pelalawan, Riau, baru bisa memproduksi 8.000.000--10.000.000 ton per tahun.
"Peluang kita masih sangat besar di pasar Asia," katanya.
Ekspor Pulp Naik 74,48 Juta Dolar AS
