Pekanbaru (ANTARA) - Dalam peluncuran program Melayu Merindu yang merupakan sebuah kolaborasi Asia Pacific Rayon (APR), Wiyasa TFA, Tokopedia dan Swara Gembira, co-founder Wiyasa TFA, Seira Meutia, Senin, mengungkapkan program ini berbeda dengan program UMKM lainnya yang hanya sekedar memberikan edukasi.
ProgramMelayu Merindu ini sendiri memiliki tujuan untuk mengembangkan potensi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) fesyen dengan memaksimalkan potensi budaya wastra Riau dalam kreasinya.
Seira menyebutkan pihaknya ingin memperkenalkan sesuatu supaya pelaku UMKM fesyen ini tak hanya mengikuti program, namun juga strategi, distribusi dan tahu arahnya akan dibawa kemana.
"Jadi bukan hanya memberikan edukasi atau pelatihan, namun juga bagaimana dan ke mana ini akan diarahkan. Kami di sini juga dibantu APR dan Tokopedia sebagai marketplace-nya. Kami juga menyiapkan bagaimana caranya supaya target market yang bisa membawa produk ini lebih tinggi lagi, berakselerasi lebih cepat lagi," terang Seira.
Co-founder Swara Gembira, Rifan Rachman menyebutkan dengan target generasi muda maka wastra Melayu akan lebih cepat akselerasi di pasar, terutama tekstil dan fesyen. Ia menilai kampanye Wastra selama ini disampaikan dengan cara yang kaku dan tak mengikuti perkembangan zaman
"Selama bertahun-tahun kampanye Wastra selalu dikenal dengan sesuatu yang kuno. Seharusnya kita merespons hal ini sesuai perkembangan zaman,"ungkapnya.
"Ketika teman-teman dari wihasa dan APR bertemu dengan kami, kami sadar ada sebuah peluang sangat besar. Kami hadir untuk menciptakan produk yang akhirnya bisa relevan dengan permintaan remaja dan juga generasi muda saat ini," lanjut Rifan.
Rifan menyebutkan tantangan terbesar yang dirasakannya yaitu kampanye Wastra di Indonesia selama ini hanya sebatas narasi pelestarian, bukan bagaimana menjadikannya seni populer.
"Berbeda dengan negara lain memandang budaya. Mereka tidak melihat budaya mereka sebagai sesuatu yang kuno, tapi bagaimana itu menjadi budaya populer. Contohnya seperti Jepang dengan Harajuku-nya, India dengan Bollywood-nya, juga Korea Selatan dengan drama dan K-pop-nya," jelasnya.
Kepala divisi kebijakan publik dan pemerintah daerah Tokopedia, Emmyrizan menyebutkan didorong dengan misi Tokopedia untuk pemerataan ekonomi digital di Indonesia, ingin memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh pelaku usaha dan pengarajin maupun pelaku UMKM untuk dapat memasarkan produknya di seluruh Indonesia.
"Khususnya untuk Melayu merindu ini, produk- produk kerajinan Riau yang diproduksi langsung oleh para perajin Riau dapat bersaing dan bisa dipasarkan secara lebih luas ke 99 persen kecamatan yang dapat dijangkau oleh Tokopedia hingga saat ini," jelasnya.
"Harapannya generasi muda yang biasanya membeli berbagai macam di e-market, dapat pula membeli produk-produk wastra dari pengrajin-pengrajin di Riau. Sehingga Wastra ini bukan hanya dapat dinikmati oleh warga Riau, tapi juga akan menjadi raja di negeri sendiri," pungkasnya.
Berita Lainnya
Gaet 9 brand lokal dan 12 pengarajin batik serta tenun Riau, Melayu Merindu ingin anak muda cintai Wastra Melayu
29 March 2022 0:16 WIB
Peluncuran Melayu Merindu, bentuk dukungan hidupkan Wastra Melayu
28 March 2022 18:56 WIB
Melayu Merindu: Program Pemberdayaan UKM Fesyen Riau
02 February 2022 14:14 WIB
RAPP wujudkan harapan ratusan warga Kampung Rantau Panjang nikmati air bersih
27 September 2024 15:59 WIB
RAPP dampingi Rawang Kao menjadi Sentra Pisang Barangan secara berkelanjutan
18 September 2024 10:23 WIB
Rumah Batik Andalan berdayakan IRT di Pelalawan jadi pembatik handal
11 September 2024 14:38 WIB
Di ISF 2024, RGE paparkan upaya dukung transisi energi dan ekonomi hijau
08 September 2024 16:25 WIB
Dorong Indonesia jadi kiblat fesyen muslim dunia, APR dukung Road to JMFW 2025
04 September 2024 11:44 WIB