Tangerang ingin olah hingga 2.000 ton sampah jadi energi listrik per hari

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, sampah

Tangerang ingin olah hingga 2.000 ton sampah jadi energi listrik per hari

Arsip Foto. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah Rawa Kucing di Neglasari, Kota Tangerang, Banten. Fasilitas pengolahan sampah menjadi energi listrik akan dibangun di TPA Rawa Kucing dan wilayah Kecamatan Jatiuwung. (ANTARA FOTO/FAUZAN)

Tangerang (ANTARA) - Pemerintah Kota Tangerang di Provinsi Banten ingin bisa mengolah hingga 2.000 ton sampah menjadi energi listrik setiap hari setelah memiliki fasilitas pengolahan sampah menjadi energi listrik.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang Tihar Sopian di Tangerang, Jumat, mengatakan bahwa proyek pengolahan sampah menjadi energi listrik sudah siap dijalankan.

"Proyek ini sudah berproses selama dua tahun dan kini telah mendapatkan dukungan dari berbagai pihak dan siap untuk diterapkan sehingga bisa jadi solusi dalam mengatasi sampah perkotaan," katanya.

Baca juga: Petugas gabungan lakukan gerebek sampah di kampung nelayan Kalibaru, Jakatra Utara

Ia menambahkan, pelaksanaan proyek tinggal menunggu penandatanganan kerja sama dengan Oligo Infrastructure Group selaku pemenang tender pengerjaan proyek pengolahan sampah menjadi energi listrik.

Menurut Kepala Bidang Tata Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang Dadang Basuki, proyek pengolahan sampah menjadi energi listrik akan dilaksanakan di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah Rawa Kucing dan wilayah Kecamatan Jatiuwung.

Ia menjelaskan, TPA Rawa Kucing akan menjadi tempat pengolahan biologis dan mekanis sampah dan wilayah Jatiuwung akan menjadi tempat produksi energi listrik.

Nilai investasi proyek pengolahan sampah menjadi energi listrik (PSEL) di Kota Tangerang sebesar Rp2,585 triliun menurut pemerintah kota.

Baca juga: 680 ton sampah Pekanbaru per hari bakal diolah jadi BBJP

Pembangunan fasilitas pengolahan sampah menjadi energi listrik ditargetkan dimulai tahun 2023 dan pada tahun 2025 fasilitas tersebut ditargetkan sudah bisa beroperasi.

"Kita target awal Maret ini bisa tanda tangan sehingga pemenang lelang bisa memulai pekerjaan sebab butuh waktu tiga tahun hingga pengoperasian," kata Dadang merujuk pada penandatanganan kesepakatan kerja sama pelaksanaan proyek PSEL.

Ia menjelaskan bahwa setelah beroperasi PSEL akan dikelola oleh pemenang tender selama 25 tahun dan setelah itu pengelolaannya akan diserahkan ke Pemerintah Kota Tangerang.

Menurut dia, fasilitas PSEL ditargetkan bisa menghasilkan listrik total 39 megawatt dan listrik dari PSEL nantinya akan dijual ke PLN sesuai mekanisme dan ketentuan yang berlaku.

Baca juga: Warga Meranti keluhkan lokasi pengeboran minyak dijadikan TPS, tercium bau busuk