680 ton sampah Pekanbaru per hari bakal diolah jadi BBJP

Pekanbaru (ANTARA) - Masalah limbah sampah sebanyak 680 ton per hari yang selama ini kerap jadi kendala di Pekanbaru bakal terpecahkan, setelah diolah menjadi bahan baku jumputan padat (BBJP).

Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru dan PLN (Persero) telah menandatangani MoU terkait penelitian dan pengembangan pengelolaan sampah menjadi bahan baku jumputan padat untuk Co-fering PLTU Tenayan Raya.

"Jadi PLN telah memilih tiga kota di Indonesia, yakni Medan, Pekanbaru, dan Balikpapan. Dari tiga kota ini, baru Pekanbaru yang melakukan penandatanganan MoU dan Perjanjian Kerjasama atau PKS," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Pekanbaru Hendra Afriadi di Pekanbaru, Ahad

Hendra mengatakan, wacana itu sesuai arahan Presiden Jokowi untuk melakukan percepatan pemanfaatan energi terbarukan yang nanti akan dibahas dalam acara G-20 Bulan September di Bali.

Dalam waktu dekat DLHK juga akan lakukan studi banding ke Kota Cilegon untuk melihat langsung pengolahan BBJP. Sebab, Kota Cilegon sudah lebih dulu melakukan penelitian dan pengembangan untuk produksi BBJP.

Baca juga: Pekanbaru tambah alat berat maksimalkan penataan sampah di TPA Muara Fajar

"Pekanbaru Insya Allah Bulan Mei sudah kita laksanakan, selanjutnya proses pembangunan enam bulan, istilahnya pabrik pengolahan sebagai tempat penelitian dan pengembangan itu di TPA II Muara Fajar dengan pasokan lebih kurang 680 ton per hari. Sampah itu akan diurai dulu mana yang memenuhi syarat untuk dijadikan BBJP," jelasnya.

Setelah itu, jika hasilnya sudah sesuai dengan kebutuhan standar sebagai bahan campuran batu bara, akan diproduksi massal. Apabila sudah diproduksi, maka pihak Pembangkit Jawa Bali (PJB) Tenayan Raya akan menawar sebagai buyer atau pembeli.

"Diharapkan juga bank sampah yang ada di Kota Pekanbaru dapat mempersiapkan pola-pola bisnis ke depan terkait investasi BBJP," tukasnya.

Baca juga: Berharap Pekanbaru bebas sampah