Bayi kembar dengan 2 kepala di satu tubuh di Palembang meninggal dunia

id RSMH Palembang,bayi kembar

Bayi kembar dengan 2 kepala di satu tubuh di Palembang meninggal dunia

Tim dokter RSMH Palembang, Sumatera Selatan, tampak menadakan tangan berdoa untuk bayi kembar dengan dua kepala dengan satu tubuh (ANTARA/Departemen Humas RSMH Palembang)

Sumatera Selatan (ANTARA) - Bayi kembar dengan kelahiran mempunyai dua kepala di satu tubuh di Rumah Sakit Umum Pusat Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang, Sumatera Selatan, akhirnya meninggal dunia.

Kepala Departemen Humas RSMH Palembang Ahmad Suhaimi di Palembang, Sabtu mengatakan,bayi pasangan muda ER (26) dan AK (24) tersebut dinyatakan meninggal dunia oleh dokter pada Jumat (14/1) siang pukul 11.20 WIB.

"Dokter yang merawat menyatakan bayi tersebut meninggal dunia kemarin pukul 11.20 WIB atau tiga jam setelah kelahirannya pada pukul 08.20 WIB," kata dia.

Menurut dia, sementara ini EK ibu dari bayi itu sedang dirawat intensif di ruang perawatan kebidanan dan kondisinya mulai membaik.

"Kondisi ibu bayi tersebut saat ini mulai membaik di ruang perawatan kebidanan RSMB," imbuhnya.

Sementara Dr Indrayadi dalam keterangan resmi yang diterbitkan RSMH mengatakan, penyebab meninggalnya bayi yang lahir secara caesar dengan bobot tubuh 3600 gram, panjang badan 44 cm, lingkar kepala kedua bayi 33 cm tersebut diduga karena kondisi paru yang tidak normal (1 kepala hanya 1 paru) dan adanya kelainan jantung bawaan.

Menurut dia, saat dilahirkan pada Jumat (14/1) pukul 8.20 WIB, bayi itu tidak langsung menangis sehingga tim dokter memberikan bantuan napas (oksigen) untuk melancarkan pernafasannya kemudian dibawa ke ruang perawatan intensif bayi baru lahir.

"Di ruang perawatan bayi kembali tidak bernapas kemudian dilakukan pemasangan selang bantu napas ke kedua kepala bayi dan dihubungkan ke mesin bantu napas," ujarnya.

Saat diberi bantuan napas di kepala kanan, lanjutnya, ditemukan hanya dinding dada kanan yang bergerak dan suara napas hanya terdengar di sebelah kanan.

Kemudian ketika diberi bantuan napas untuk kepala kiri, hanya dinding dada kiri yang bergerak dan suara napas hanya terdengar di dada kiri sehingga dicurigai satu kepala terhubung ke satu paru.

Hingga dilakukan foto rontgen tampak dua tenggorokan, dua paru, satu jantung, dua tulang belakang, dua lambung, satu tulang pinggul, dua lengan dan dua tungkai namun bayi belum sempat dilakukan pemeriksaan ekokardiografi.

"Kondisi bayi semakin memburuk meski dibantu mesin bantu napas dimaksimalkan dan diberikan obat-obatan penunjang pompa jantung, tapi tetap tidak tertolong dan meninggal dunia pukul 11.20 WIB," katanya.