Jakarta (ANTARA) - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menerbitkan izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/EUA) lima produk vaksin COVID-19 yang digunakan sebagai penguat antibodi.
"Ada lima vaksin yang telah dapatkan EUA melalui proses evaluasi bersama para tim ahli penilai obat atau vaksin dan memenuhi syarat yang ada," kata Kepala BPOM Penny K Lukito saat menyampaikan keterangan pers di Gedung BPOM, Jakarta Pusat, Senin siang.
Produk vaksin COVID-19 yang mendapat izin penggunaan darurat dari BPOM untuk digunakan sebagai vaksin penguat meliputi CoronaVac produksi PT Bio Farma, vaksin buatan Pfizer, vaksin AstraZeneca, vaksin Moderna, dan vaksin Zifivax.
Baca juga: Badan POM Perluas Intensifikasi Pengawasan Jelang Natal 2021
Penny menjelaskan bahwa tambahan satu dosis vaksin homolog CoronaVac bisa diberikan pada orang berusia 18 tahun ke atas setelah enam bulan setelah vaksinasi primer.
"(Hasil uji) imunogenisitas menunjukkan peningkatan titer antibodi netralisasi hingga 21-35 kali setelah 28 hari pemberian vaksin booster CoronaVac pada subjek dewasa," katanya, menambahkan, kejadian ikutan setelah penggunaan vaksin itu berupa reaksi lokal seperti nyeri dan kemerahan di tempat suntikan.
Menurut dia, tambahan dosis vaksin Pfizer untuk penguat juga diberikan minimal enam bulan setelah vaksinasi primer pada orang berusia 18 tahun ke atas. Efek penggunaan vaksin dengan platform mRNA itu umumnya bersifat lokal seperti nyeri di tempat suntikan, sakit kepala, nyeri otot, dan demam.
"(Hasil uji) Imunogenisitas menunjukkan peningkatan titer antibodi netralisasi hingga 3,3 kali setelah satu bulan (pemberian vaksin)," kata Penny.
Ia mengatakan bahwa vaksin AstraZeneca juga bisa digunakan untuk memberikan tambahan dosis vaksin sebagai penguat. Menurut hasil uji imunogenisitas, penggunaan produk vaksin itu bisa meningkatkan antibodi sekitar 3,5 kali.
Baca juga: Badan POM bersama pihak terkait analisa hubungan sebab akibat AstraZeneca dengan KIPI
Sementara vaksin Moderna, menurut dia, bisa digunakan untuk melengkapi pemberian dua dosis vaksin primer AstraZeneca, Pfizer, dan Johnson and Johnson. Setengah dosis vaksin berplatform mRNA itu bisa diberikan sebagai tambahan setelah vaksinasi primer.
"Moderna menunjukkan imunogenisitas 13 kali setelah pemberian dosis booster dan subjek dewasa 18 tahun ke atas," katanya.
Ia menjelaskan pula bahwa vaksin Zifivax bisa digunakan sebagai penguat heterolog bagi vaksin jenis lain seperti vaksin buatan Sinovac atau Sinopharm dengan interval pemberian enam bulan ke atas.
"Zifivax menunjukkan peningkatan titer antibodi netralisasi lebih dari 30 kali," kata Penny.
Baca juga: BBPOM Pekanbaru edukasi masyarakat agar cerdas beli produk
Penny mengatakan bahwa ada 13 produk vaksin COVID-19 yang sudah mendapat EUA di Indonesia.
"Saat ini sudah ada 13 vaksin yang dapat EUA di Indonesia. Hasil kajian menunjukkan respons imun akan menurun di bawah 30 persen setelah enam bulan dari vaksin primer sehingga dibutuhkan booster (penguat)," katanya.
Berita Lainnya
Menteri ESDM Bahlil sebut kenaikan PPN 12 persen tak pengaruhi harga BBM
19 December 2024 16:58 WIB
Prof Haedar Nashir terima anugerah Hamengku Buwono IX Award dari UGM
19 December 2024 16:35 WIB
NBA bersama NBPA hadirkan format baru untuk laga All-Star 2025
19 December 2024 16:16 WIB
PPN 12 persen, kebijakan paket stimulus dan dampak terhadap ekonomi
19 December 2024 15:53 WIB
Pertamina Patra Niaga siap lanjutkan program BBM Satu Harga di 2025
19 December 2024 15:47 WIB
BNPT-PBNU sepakat terus perkuat nilai Pancasila cegah ideologi radikalisme
19 December 2024 15:38 WIB
Maskapai Garuda Indonesia tambah pesawat dukung operasional di liburan
19 December 2024 15:19 WIB
Kemenekraf berkolaborasi untuk bantu promosikan produk kreatif
19 December 2024 14:52 WIB