Jakarta (ANTARA) - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bersama pihak terkait melakukan analisa riwayat penyakit penerima vaksin AstraZeneca untuk menentukan hubungan sebab akibat pengaruh imunisasi terhadap Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI).
Berdasarkan keterangan tertulis yang dilansir dari laman resmi, www.pom.go.id, dan dikonfirmasi kepada Juru Bicara COVID-19 BPOM, Lucia Rizka Andalusia, Rabu, riwayat penyakit yang sedang dianalisa termasuk riwayat alergi, gejala yang dialami dan waktu mulai gejala dirasakan.
Baca juga: BPOM optimistis akhir 2021 vaksin Merah Putih masuk tahap produksi massal
Baca juga: Indonesia terima batch ketiga vaksin COVID-19 AstraZeneca dari fasilitas COVAX
Untuk analisa pada aspek mutu, Badan POM melakukan uji mutu berupa uji sterilitas dan toksisitas vaksin AstraZeneca pada nomor bets yang terkait dengan dugaan menimbulkan KIPI, yaitu nomor bets CTMAV 547.
Penelitian pada aspek keamanan vaksin saat ini dilakukan oleh BPOM bersama Komisi Nasional KIPI (Komnas KIPI), Komisi Daerah KIPI (Komda KIPI), dan organisasi profesi terkait.
Untuk kehati-hatian, sesuai dengan kerangka regulatori, maka suatu produk yang sedang dalam proses investigasi penggunaannya perlu dihentikan sementara, dalam hal ini adalah vaksin COVID-19 AstraZeneca dengan nomor bets CTMAV 547.
Dalam keterangan tersebut juga diinformasikan bahwa tindakan ini bertujuan untuk mengetahui jaminan mutu saat pendistribusian dan penyimpanan serta untuk menjamin konsistensi jaminan mutu produk sesuai hasil "lot release" yang telah dilakukan sebelum vaksin diedarkan untuk tindakan kehati-hatian.
Terkait perkembangan informasi terbaru mengenai keamanan vaksin COVID-19 AstraZeneca di Indonesia sampai dengan Mei 2021, Badan POM telah melakukan kajian bersama dengan tim pakar Komnas Penilai Obat, Komnas KIPI dan Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI).
Dari kajian bersama itu disimpulkan bahwa manfaat vaksin COVID-19 AstraZeneca lebih besar daripada risikonya sesuai dengan keputusan dari World Health Organization (WHO) Global Advisory Committee on Vaccine Safety (GACVS) dan badan otoritas obat global seperti European Medicines Agency (EMA) pada 7 April 2021.
Sesuai kajian yang dirilis oleh EMA pada 7 April 2021, kejadian pembekuan darah setelah pemberian vaksin COVID-19 AstraZeneca termasuk kategori yang sangat jarang atau satu berbanding 10 ribu kasus. Karena dilaporkan terjadi 222 kasus pada pemberian 34 juta dosis vaksin atau setara 0,00065 persen.
Kejadian ini jauh lebih rendah dibandingkan kemungkinan terjadinya kasus pembekuan darah akibat penyakit COVID-19 sebesar 165 ribu kasus per 1 juta atau 16,5 persen.
Masyarakat yang mendapat vaksin COVID-19 AstraZeneca, diminta untuk segera menghubungi dokter atau sarana pelayanan kesehatan terdekat atau tempat vaksinasi apabila mengalami gejala sesak nafas, nyeri dada, kaki membengkak, nyeri perut yang dirasakan terus-menerus, gejala neurologis seperti nyeri kepala berat, penglihatan kabur, atau mengalami skin bruising (petechia) yang meluas di sekitar tempat penyuntikan beberapa hari setelah mendapatkan vaksinasi.
Secara terpisah Juru Bicara COVID-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, mengemukakan pernyataan yang sama.
"WHO menyatakan bahwa vaksin AstraZeneca aman dan efektif untuk melindungi orang dari risiko COVID-19 yang sangat serius, termasuk kematian, rawat inap, dan penyakit parah.
Penggunaan vaksin saat ini dalam kondisi mendesak, di mana pemerintah berikhtiar untuk mewujudkan kekebalan kelompok.
"Masyarakat jangan ragu mengikuti program vaksinasi. Manfaat dari program vaksinasi jauh lebih besar dibandingkan dengan risikonya," pesan Siti Nadia.
Baca juga: Bio Farma tunggu instruksi distribusi vaksin COVID-19 AstraZeneca dari Kemenkes
Pewarta : Andi Firdaus
Berita Lainnya
Nilai tukar rupiah melemah tajam karena The Fed beri pernyataan sangat "hawkish"
19 December 2024 10:35 WIB
Direksi BRK Syariah bersama Wamen Dikdasmen RI hadiri Milad ke-112 Muhammadiyah
19 December 2024 10:16 WIB
Mensos-Menko Pemberdayaan Masyarakat percepat nol kemiskinan ekstrem di Indonesia
18 December 2024 17:19 WIB
Kemenag berhasil raih anugerah keterbukaan informasi publik
18 December 2024 17:00 WIB
Dokter menekankan pentingnya untuk mewaspadai sakit kepala hebat
18 December 2024 16:37 WIB
Indonesia Masters 2025 jadi panggung turnamen terakhir The Daddies
18 December 2024 16:28 WIB
Menko Pangan: Eselon I Kemenko Pangan harus fokus pada percepatan swasembada pangan
18 December 2024 16:13 WIB
ASEAN, GCC berupaya perkuat hubungan kerja sama kedua kawasan
18 December 2024 15:57 WIB