Pekanbaru (ANTARA) - Majelis hakim Pengadilan NegeriDumaiyang diketuai Taufik Abdul Halim Nainggolan, memvonis seumur hidup Mahader (48), Marto (41), dan M Arafat (52), karena terbukti bersalah menjadi kurir 31.837 gram sabu dari Malaysia untuk diedarkan di Indonesia.
"Putusan dijatuhkan karena kejahatan para terhukum dapat merusak generasi muda, bangsa disamping mereka bagian dari jaringan internasional perdagangan narkoba dengan menjemput barang haram itu langsung ke Malaysia," kata Nainggolan, di PN Dumai, Kamis.
Alasan yang memberatkan terhukum hingga majelis hakim menjatuhkan putusan sesuai tuntutan jaksa Agung Nugroho, itu juga karena perbuatan terhukum bertentangan dengan program pemerintah dalam pemberantasan peredaran narkotika.
Para terdakwa, menurut Nainggolan di dampingi hakim anggota Abdul Wahab, dan Relson Mulyadi Nababan, terbukti bersalah melakukan tindak pidana narkotika, diancam pidana pasal 114 ayat 2 jo pasal 132 ayat 1 UU Nomor 35/2009 tentang Narkotika.
"Seluruh barang bukti segera dimusnahkan berupa satu buah karung warna putih berisi 30 bungkus teh cina berwarna kuning narkotika jenis sabu (methamphetamin) dengan berat 31.837 gram, dan sejumlah hp milik para terhukum. Dan satu unit kapal jaring dirampas untuk negara," katanya.
Penasehat hukum para terhukum, Febi Anggraini,menyatakan pikir-pikir dulu mengajukan upaya hukum banding, dan segera berkoordinasi mengenai kasus ini kepada Mahader, Marto dan Arafat.
Kasus yang mendera para terhukum yang bakal menghuni hotel prodeo seumur hidup itu, berawal pada Sabtu (27/3) pukul 07.00 WIB, Mahader dihubungi Ruslan untuk menjemput sabu. Bandar dari Malaysia juga menghubungi Mahader dengan menawarkan mengambil 30 kg sabu (dengan upah Rp1 juta per kg). Dibantu Firdaus (pemilik speed boat) sehingga upah Rp30 juta itu dibagi dua, atau masing-masing Rp15 juta.
Saat menjemput sabu ke Pulau Babi itu Mahader membawa Marto, dan juga M. Arafat menggunakan perahu pompong milik Marto. Minggu 28 Maret 2021, pukul 06.30 WIB, Ruslan menghubungi Mahader untuk berangkat mengambil narkotika jenis shabu di perbatasan Indonesia-Malaysia. Kemudian pada Senin (29 Maret 2021), pukul 02.30 WIB terdakwa dan saksi Marto bin Bolos bersama Firdaus (DPO) berangkat ke perbatasan Indonesia-Malaysia.
Dengan menggunakan speed boad pukul 07.00 WIB, saat di perbatasan Indonesia-Malaysia mereka bertemu speed boat yang ditumpangi oleh orang India, yang menyerahkan satu karung warna putih berisi 30 plastik teh Cina berwarna kuning yang dilak dengan lak warna merah diduga berisi narkotika jenis sabu kepada Mahader.
Namun sialnya, pukul 18.30 WIB saksi Hans Malonai Nainggolan dan saksi Paska Ade Saputra Barus (petugas Bea dan Cukai Dumai) dan Tim BNN berhasil mengamankan saksi Marto Bin Bolos danArafat. Aparat penegak hukum pun menyita barang bukti narkotika golongan I jenis sabu-sabu (Metamfetamina) di dalam sebuah karung warna putih berisi 30 bungkus teh Cina berwarna kuning dengan total berat bruto 31.837 gram dari kedua orang itu.
Berita Lainnya
Jelang lebaran, Polda Riau amankan ratusan kilogram sabu dan ribuan ekstasi
05 April 2024 10:28 WIB
Komplotan perampok 5 kg sabu di Dumai diringkus
28 March 2024 14:51 WIB
Pengedar sabu di Pekanbaru ini nekad berjualan di rumah
27 March 2024 13:17 WIB
31 kilogram sabu dan ribuan pil ekstasi dari Malaysia diamankan polisi
25 March 2024 12:30 WIB
Tukang ojek di Pekanbaru edarkan sabu dari Naldo untuk beli susu anaknya
22 March 2024 21:40 WIB
43 paket sabu diamankan dari dua tersangka di Mandau
16 March 2024 19:26 WIB
26 paket sabu di Bengkalis gagal diedarkan
15 March 2024 19:34 WIB
Pecatan Polres Rohul dibekuk usai edarkan sabu di Pekanbaru
15 March 2024 12:47 WIB