Jakarta (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika mengharapkan lulusan program Digital Leadership Academy (DLA) bisa membuat kebijakan yang berbasis transformasi digital.
"Sudah merupakan keharusan, wajib bapak ibu para pimpinan untuk mengetahui, bagaimana yang dinamakan transformasi digital itu seperti apa, policy-policy yang harus dibuat itu seperti apa, bagaimana melakukan tata kelola," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Kominfo, Hary Budiarto, dikutip dari siaran pers, Selasa.
Digital Leadership Academy, yang bermitra dengan University of Oexofrd dan Harvard Kennedy School University baru saja meluluskan 41 orang. Program tersebut bekerja sama dengan empat perguruan tinggi internasional.
Baca juga: Kominfo beri keleluasaan lembaga penyiaran untuk beralih ke siaran digital
Peserta program DLA adalah para pimpinan di sektor privat dan publik.
Lulusan program ini diharapkan bisa mendorong organisasi lebih terbuka dan adaptif, tangkas dan lentur dalam memasuki transformasi digital.
Hary mengatakan saat ini dunia kerja sudah berkembang pesat berkat kecerdasan buatan sehingga perlu ada keterampilan untuk menggunakan teknologi tersebut. Dia menyatakan ada 30 persen pekerjaan dan pembuat keputusan yang dibantu dengan kecerdasan buatan.
Baca juga: Kadis Kominfo Inhu sukses ikuti pelatihan jurnalistik profesional di ANTARA
"Tetapi juga tentang pola-pola pikir bagaimana kita mengelola tata kelola digital ini, dan ini harus dimiliki oleh seluruh pimpinan yang ada," kata Hary.
Kominfo mengutip laporan Global Digital Paractice bahwa kualitas pemimpin digital saat ini masih kurang. Sebanyak 70 persen organisasi melaporkan pimpinan tidak cukup memahami tantangan di era digital.
Baca juga: Kominfo minta Indosat- 3 tetap ikuti prinsip bisnis sehat usai lakukan merger
Sementara itu, 60 persen organisasi memiliki pemimpin yang tidka punya waktu untuk melakukan inisiasi dalam menuju inovasi digital.
Berdasarkan riset yang sama, terdapat 50 persen organisasi yang hanya fokus pada pendapatan, namun, tidak memikirkan masa depan. Hanya 40 persen yang melihat digitalisasi sebagai pendukung kegiatan operasional.
Baca juga: Ternyata Kaum Adam Kominfo Kampar jago masak
Program DLA bersama Oxford Internet Institute, University of Oxford berlangsung pada 4-22 November dengan total jumlah peserta 35 orang.
Program lainnya bersama Harvard Kennedy School, berlangsung pada 8-19 November dan diikuti oleh enam orang.
Baca juga: Kominfo akan panggil KPAI dan Bank Jatim terkait dugaan kasus kebocoran data
Berita Lainnya
Erick Thohir beberkan hasil transformasi sepak bola Indonesia ke FIFA
19 December 2024 13:18 WIB
Mendikdasmen dorong agar kegiatan pembelajaran tak terbatas di sekolah
19 December 2024 13:00 WIB
Saat Natal dan Tahun Baru, kelurahan-kecamatan di Jaksel diingatkan untuk gandeng aparat
19 December 2024 12:39 WIB
Presiden Prabowo bertemu PM Pakistan bahas kerja sama ekonomi dan perdagangan
19 December 2024 12:05 WIB
Warga Gaza dambakan perdamaian dan kehidupan normal
19 December 2024 12:00 WIB
Film "Perang Kota" akan jadi penutup festival film Rotterdam, Belanda ke-54
19 December 2024 11:38 WIB
Bandara Radin Inten perkirakan capai 95 ribu penumpang di libur akhir tahun
19 December 2024 11:29 WIB
Baznas dan Kemenag resmi luncurkan peta jalan zakat 2045
19 December 2024 11:20 WIB