Kenaikan Tarif Listrik Hemat Subsidi Rp14 Triliun

id kenaikan tarif, listrik hemat, subsidi rp14 triliun

Pekanbaru, (antarariau.com) - Kenaikan tarif tenaga listrik (TTL) yang direncanakan sebesar 14 hingga 15 persen pada tahun ini diprediksi bakal menghemat subsidi sebesar Rp14 triliun yang bisa dimanfaatkan pada program kerakyatan.

"Di 2012, subsidi kelistrikan untuk seluruh Indonesia ditaksir sebesar Rp100 trilun, ini belum data hasil audit BPK (Badan Pemeriksa Keuangan). Jumlah ini sangat besar," kata General Manager (GM) PLN WRKR Doddy Benyamin Pangaribuan di Pekanbaru, Kamis.

Jika kenaikan TTL sebesar 14 persen teralisasi di tahun ini, maka penghematan subsidi diperkirakan mencapai sebesar Rp14 triliun. Namun jika TTL justru lebih kecil, maka akan menurunkan penghematan subsidi.

"Sebaliknya, jika kenaikan semakin besar, maka penghematan subsidi juga akan semakin besar," katanya.

Ditanya kapan rencana kenaikan TTL itu dilakukan, Doddy mengaku belum tahu pasti dan hal itu tergantung pada kebijakan pemerintah.

Direktur Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Purwiyanto sebelumnya di Jakarta menyatakan, ada empat faktor yang menjadi hambatan kualitas belanja negara, yakni 'fiscal space' yang terbatas, daya serap tak optimal dan penumpukan pada kuartal keempat, mandataroy spending, dan beban subsidi yang besar.

Dalam kasus fiscal space, dengan kapasitas fiskal sebesar Rp1.529 triliun dari sektor pajak dan non pajak, kebutuhan fiskalnya mencapai Rp1.771 triliun yang merupakan belanja dan cicilan utang.

Untuk mempersempit kesenjangan fiscal itu, kata dia, bisa dilakukan dengan cara menambah utang luar negeri, menjual aset, dan menghapus subsidi.

Dalam APBN 2013 yang disahkan Dewan Perwakilan Rakyat 23 Oktober lalu, jumlah pendapatan yang ditetapkan mencapai Rp1.529,7 triliun. Dari jumlah belanja yang ditetapkan sebesar Rp1.683 triliun, pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp317,2 triliun untuk subsidi.

Sebanyak Rp274,7 triliun di antaranya adalah subsidi energi termasuk kelistrikan sekitar Rp10 miliar, dan sisanya Rp42,4 triliun subsidi non energi.