Syarief Hasan dukung dan dorong gerakan diversifikasi pangan

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara,MPR

Syarief Hasan dukung dan dorong gerakan diversifikasi pangan

Wakil Ketua MPR RI Syarief Hasan. (ANTARA/HO)

Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR Syarief Hasan mendukung dan mendorong gerakan diversifikasi pangan seperti mulai mengganti beras dengan singkong karena Indonesia memiliki ketersediaan singkong yang melimpah.

"Potensi ini perlu dioptimalisasi sehingga memberikan dampak signifikan bagi perekonomian negara dan masyarakat. Apalagi, singkong juga salah satu sumber karbohidrat yang tidak kalah dari beras," kata Syarief dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Riau mampu produksi 139.130 ton beras per tahun

Dia menilai diversifikasi pangan harus digalakkan agar sumber pangan rakyat selalu tersedia karena Indonesia punya potensi sumber pangan yang beragam dan melimpah sehingga harus dioptimalkan.

Menurut dia, jika selama ini beras adalah sumber pangan utama rakyat, maka saat ini harus memulai melirik sumber pangan lainnya, termasuk singkong.

"Jika ini digalakkan, maka tentu ketahanan pangan akan tetap terjaga. Singkong tidak kalah dibandingkan beras, sama-sama penghasil karbohidrat, niscaya rakyat tidak akan kekurangan nutrisi," ujarnya.

Baca juga: Kementan sebut produksi pangan dalam negeri terpenuhi tekan impor

Syarief menilai, Indonesia sebagai penghasil singkong terbesar keempat di dunia, dapat menghasilkan nilai tambah yang besar jika potensi singkong ini digarap dengan baik.

Dia mengatakan, singkong selain sebagai makanan pengganti beras, juga dapat dimanfaatkan sebagai panganan pendamping di setiap lokasi wisata.

"Ini akan memberikan nilai tambah bagi UMKM. Koordinasi dan sinergi dengan UMKM dan pelaku pariwisata akan menciptakan dampak mengganda atau 'multiplier effect' yang nyata dari optimalisasi diversifikasi pangan," katanya.

Selain itu dia menilai, selain sebagai pengganti beras, potensi olahan singkong sangat tepat jika menjadi kuliner andalan di setiap lokasi wisata.

Baca juga: Prabowo Subianto targetkan 1,4 juta hektare lahan singkong pada akhir 2025

Hal itu menurut dia harus sejalan dengan program pemerintah yang sedang fokus menggalakkan wisata di tengah pandemi sehingga pembukaan kembali lokasi wisata perlu menggandeng UMKM agar geliat ekonomi warga kembali terlihat.

"Pandemi telah membuat ekonomi jadi lesu, jadi sinergi semua peluang yang ada tentu langkah yang baik. Ini tentu dibutuhkan fasilitasi dan asistensi dari pemerintah agar pelaku usaha, mulai dari petani sampai pengusaha olahan singkong dapat menghasilkan hasil olahan singkong yang berdaya saing dan punya nilai ekonomi yang tinggi," ujarnya.

Syarief menilai selama ini singkong belum menjadi komoditas andalan, padahal potensinya sangat besar dan dirinya punya keyakinan olahan singkong akan memberikan nilai tambah yang tinggi bagi perekonomian masyarakat.

Baca juga: Plastik singkong bisa jadi alternatif wadah daging kurban

Baca juga: Lampung Kembangkan Pembangkit Listrik Bertenaga Singkong