Jakarta (ANTARA) - Produsen pupuk PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk optimistis meraup pendapatan senilai Rp1,8 triliun hingga akhir tahun seiring membaiknya harga komoditas minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO).
Direktur Utama PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk Yahya Taufik mengatakan meningkatnya harga CPO praktis meningkatkan aktivitas di perkebunan sawit yang mendorong permintaan pupuk NPK.
Baca juga: Petani di Kampar tangkap truk bawa sawit
"Kami optimistis mencapai target penjualan tahun 2021. Tahun ini, kami berharap bisa meraih pendapatan Rp1,8 triliun," ujar Yahya dalam keterangan di Jakarta, Senin.
Melihat hal tersebut, lanjut Yahya, rencana peningkatan kapasitas produksi emiten berkode saham SAMF itu terus digulirkan. Targetnya, pada awal triwulan kedua 2022, total kapasitas produksi terpasang perusahaan akan bertambah menjadi 700.000 ton per tahun.
"Permintaan pupuk NPK saat ini terus mengalami peningkatan. Secara organik dari kebutuhan dalam negeri meningkat. Banyak sekali perkebunan besar yang melakukan pergeseran atau shifting dari pupuk tunggal ke NPK," kata Yahya.
Baca juga: Tingginya harga CPO Malaysia picu naiknya harga sawit
Selain itu, perseroan juga ditopang oleh mulusnya upaya vaksinasi COVID-19 yang dilakukan pemerintah dan pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
"Pelonggaran PPKM akan sangat berpengaruh bagi kelancaran logistik. Kami berharap ke depan kegiatan bisnis kembali berjalan lancar," ujar Yahya.
Lebih lanjut, perseroan juga berharap perizinan online terpadu (Online Single Submission /OSS) semakin lancar sehingga iklim kemudahan investasi di Indonesia terus membaik.
Baca juga: Waspada, harga CPO mulai tertekan
"Dari hal tersebut Saraswanti optimis kinerja penjualan dan laba hingga akhir tahun ini akan tumbuh di atas 20 persen," kata Yahya.
Terkait kinerja, sepanjang semester I-2021 Saraswanti membukukan penjualan mencapai Rp711,88 miliar, tumbuh 14,1 persen dibanding realisasi periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp623,86 miliar.
Seiring penjualan, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat 20,93 persen dari sebesar Rp44,28 miliar pada semester I 2020 menjadi Rp53,55 miliar pada semester I-2021.
Berita Lainnya
BPS catat harga gabah dan beras pada November mengalami penurunan
02 December 2024 16:27 WIB
BPBD catat ketinggian banjir rob sempat 40 centimeter pada Senin pagi
02 December 2024 16:18 WIB
BRK Syariah sabet penghargaan sebagai pionir digitalisasi pemerintah daerah
02 December 2024 16:15 WIB
Airlangga sebut inflasi dan pertumbuhan ekonomi landasan UMP 6,5 persen
02 December 2024 14:14 WIB
Pasukan Israel tak berhenti serang Lebanon selatan meski ada gencatan senjata
02 December 2024 13:34 WIB
Dietisien: Tempe merupakan produk nabati yang baik untuk jantung
02 December 2024 13:23 WIB
Kemenag tunggu undangan DPR soal pembahasan biaya penyelenggaraan haji
02 December 2024 12:47 WIB
Badan Gizi Nasional tinjau dapur penyedia makan bergizi di lanud
02 December 2024 12:34 WIB