Program penanaman mangrove yang dikembangkan BRGM dinilai bermanfaat untuk petambak

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, mangrove

Program penanaman mangrove yang dikembangkan BRGM dinilai bermanfaat untuk petambak

Program penanaman mangrove di Muara Badak Ulu, Muara Badak, Kutai Karta Negara, Kalimantan Timur. (ANTARA/HO-BRGM.)

Jakarta (ANTARA) - Program penanaman mangrove yang dikembangkan Badan Rehabilitasi Gambut dan Mengrove (BRGM) dinilai memberikan manfaat bagi para petambak selain menjaga kelestarian lingkungan pantai.

BRGM dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu menyebutkan telah mengembangkan program penanaman mangrove di Muara Badak Ulu, Muara Badak, Kutai Karta Negara, Kalimantan Timur di area seluas 162 hektare.

Baca juga: BRGM nyatakan rehabilitasi mangrove dapat dongkrak penghasilan masyarakat

Ketua Kelompok Borneo Mangrove Lestari, Ilham mengatakan saat ini proses tanam sudah menyelesaikan sekitar 101,7 hektare di dua sektor, sektor 1 seluas 64,5 hektare dan sektor 2 seluas 37,2 hektare.

"Program penanaman mangrove sangat bermanfaat bagi para petambak. Para petambak merasakan mangrove menghasilkan ruang hidup bagi ikan dan kepiting. Semoga petambak mendapat dampaknya dan hutannya bisa hijau kembali," kata dia.

Selain proses penanaman, tambahnya, Kelompok Borneo Mangrove juga telah menyemai bibit mangrove sejak Juni 2021 dan saat ini tinggal menunggu pertumbuhan agar siap ditanam.

Baca juga: Komunitas Green Moluccas galakkan adopsi mangrove

Ilham mengatakan kelompoknya menanam mangrove jenis Rhizopora karena tidak terhalang tinggi muka air tambak. Sementara jenis tanger (Ceriops sp) ukurannya lebih pendek dari muka air tambak sehingga mudah tenggelam.

Menurut dia, kesadaran menanam mangrove di wilayah ini tumbuh karena melihat ada beberapa lahan yang wajib dihijaukan kembali. Ilham mengatakan lahan-lahan itu gundul karena ditebangi untuk dijual kayunya.

Baca juga: KKP segera laksanakan rehabilitasi enam kawasan mangrove untuk pulihkan ekonomi

"Selain itu para petambak juga sudah mulai merasakan berkurangnya penghasilan dan adanya kesadaran mangrove sebagai penahan abrasi,” ucap dia.

Dia mengatakan program yang bekerja sama dengan BRGM ini diharapkan dapat menambah pengalaman para kelompoknya. Dengan begitu, di kemudian hari bisa membuat program yang layak untuk masyarakat.

"Harapan saya program ini berlanjut dan bermanfaat bagi kita semua, dan anak cucu kita. Semoga ekosistem kita pulih kembali," katanya.

Baca juga: KKP tanam 105.000 bibit mangrove, untuk cegah abrasi di Sumenep Jatim