Kasus "Black Widow", presiden SAF-AFTRA: Disney harusnya merasa malu

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara,film

Kasus "Black Widow", presiden SAF-AFTRA: Disney harusnya merasa malu

Film "Black Widow" (ANTARA/Marvel Studios)

Jakarta (ANTARA) - Presiden SAG-AFTRA Gabrielle Carteris pada Jumat (6/8), mengeluarkan pernyataan atas nama serikat aktor atas gugatan Scarlett Johansson yang menyatakan bahwa Disney melanggar kontraknya untuk peran dalam "Black Widow".

Carteris bahkan menyebut Disney agar merasa malu atas perlakuannya terhadap pemain pahlawan super itu.

Baca juga: Serial "Stranger Things 4" akan tayang pada 2022

Johansson mengajukan gugatan minggu lalu mengklaim bahwa studio melanggar kontraknya dengan merilis film Marvel "Black Widow" di Disney+ dan pada saat yang sama dirilis di bioskop.

Diarsipkan di Pengadilan Tinggi Los Angeles, gugatan itu membidik fenomena baru dari perang streaming studio, rilis hari dan tanggal di bioskop dan di platform streaming pada waktu yang sama.

Presiden SAG-AFTRA, Gabrielle Carteris menggemakan sentimen tersebut dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: Serial original "Stranger Things" musim ke empat disiapkan segera tayang

"Disney seharusnya malu pada diri mereka sendiri karena menggunakan taktik mempermalukan dan intimidasi gender. Aktor harus diberi kompensasi untuk pekerjaan mereka sesuai dengan kontrak mereka," kata Carteris dilansir Deadline pada Sabtu.

"Scarlett Johansson menyoroti pergeseran kompensasi yang tidak tepat, yang coba dilakukan oleh perusahaan ketika model distribusi berubah. Tak seorang pun di bidang pekerjaan apa pun harus menjadi korban pengurangan mengejutkan dalam kompensasi yang diharapkan," lanjut Carteris.

Lebih lanjut Carteris mengatakan, apa yang dilakukan Disney tidak masuk akal dan tidak adil. Disney dan perusahaan konten lainnya telah melakukan pekerjaan dengan sangat baik dan tentu dapat memenuhi kewajiban untuk memberi kompensasi kepada para pemain, sebab bakatnya telah memberi keuntungan pada perusahaan.

Baca juga: Nicholas Hoult akan bintangi "Renfield" film drakula Universal Pictures

"Selain itu, kami sangat prihatin dengan nada gender dari kritik Disney terhadap Ms. Johansson. Perempuan 'tidak berperasaan' ketika mereka berdiri dan memperjuangkan upah yang adil – mereka adalah pemimpin dan pembela keadilan ekonomi," kata Carteris.

"Wanita telah menjadi korban ketidakadilan gaji selama beberapa dekade, dan mereka telah menjadi korban lebih lanjut oleh komentar seperti yang ada dalam pernyataan pers Disney. Serangan semacam ini tidak memiliki tempat di masyarakat kita dan SAG-AFTRA akan terus membela anggota kita dari segala bentuk bias," imbuhnya.

Baca juga: Amazon rilis cuplikan film "Cinderella" yang diperankan Camila Cabello

Disney membalas gugatan yang diajukan 29 Juli, dengan mengatakan bahwa Johansson menunjukkan pengabaian yang tidak berperasaan terhadap pandemi COVID-19. Dia juga mengungkapkan bahwa sejauh ini Johansson telah menerima 20 juta dolar AS dari "Black Widow", sebuah kompensasi untuk bintang yang bisa dibilang langka.

Organisasi-organisasi seperti Women In Film, ReFrame, dan Time's Up mengkritik upaya Disney yang menggambarkan Johansson sebagai orang yang tidak peka atau egois karena membela hak bisnis kontraktualnya.

Baca juga: Film animasi "Ini Budi" akan dicanangkan jadi materi belajar sekolah