Seoul (ANTARA) - Korea Utara ingin sanksi internasional yang melarang ekspor logam dan impor bahan bakar olahan dan kebutuhan lainnya dicabut untuk memulai kembali pembicaraan denuklirisasi dengan Amerika Serikat.
Hal itu disampaikan oleh anggota parlemen Korea Selatan pada Selasa.
Baca juga: Diperingatkan Korut, Korsel belum putuskan latihan militer gagungan dengan AS
Korut juga menuntut pelonggaran sanksi atas impor barang-barang mewah agar negara itu dapat membawa masuk minuman keras dan jas, kata anggota parlemen itu setelah diberi pengarahan oleh badan intelijen utama Korsel.
Pengarahan tersebut dilakukan seminggu setelah kedua Korea memulihkan sambungan telepon (hotline) yang dicabut Korut setahun lalu.
Baca juga: Korea Utara tuding DK PBB lakukan 'standar ganda' atas uji coba rudal
Pemimpin Korut Kim Jong Un dan Presiden Korsel Moon Jae-in telah sama-sama bersedia untuk membangun kembali kepercayaan dan meningkatkan hubungan kedua negara sejak April.
Selain itu, Kim telah meminta untuk menghubungkan kembali saluran telepon antarkedua Korea, kata para anggota parlemen Korsel.
Mereka juga mengatakan Korut membutuhkan sekitar 1 juta ton beras karena ekonominya terpukul oleh pandemi virus corona dan cuaca buruk tahun lalu.
Baca juga: Kim Yo Jong, adik pemimpin Korut kecam presiden Korsel karena kritik uji coba rudal
Sumber: Reuters