Penguncian COVID-19 Sydney diperpanjang seminggu lagi karena varian Delta

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, corona

Penguncian COVID-19 Sydney diperpanjang seminggu lagi karena varian Delta

Seorang perempuan di Sydney, Australia, Rabu (30/6/2021), berjalan di Martin Place, yang tidak biasanya sunyi, di pusat kota saat penguncian diberlakukan untuk membatasi penyebaran penyakit virus corona (COVID-19). (ANTARA FOTO/REUTERS/Loren Elliott/hp/cfo)

Sydney (ANTARA) - Penguncian COVID-19 selama dua minggu di kota terbesar Australia, Sydney, akan diperpanjang selama seminggu lagi dalam upaya menahan wabah varian virus Delta yang sangat menular, media lokal melaporkan, Rabu.

Kota itu, yang ditinggali seperlima dari 25 juta penduduk Australia, memerangi wabah terburuk tahun ini sejauh ini, dengan total kasus mencapai lebih dari 330 sejak kasus pertama terdeteksi tiga minggu lalu.

Baca juga: Gawat, varian Delta sudah ada di Bogor

Otoritas Negara Bagian New South Wales (NSW) memberlakukan penguncian keras pada 26 Juni untuk mengatasi varian Delta itu. Perintah tinggal di rumah dijadwalkan berakhir Jumat (9/7), tetapi sekarang akan berakhir pada 16 Juli, menurut laporan media.

Kantor kepala pemerintahan NSW belum menanggapi permintaan untuk berkomentar.

Pembatasan yang ada, termasuk kewajiban mengenakan masker di dalam ruangan dan transportasi umum, akan tetap ada selama seminggu lagi dan sekolah-sekolah di Sydney akan pindah ke pembelajaran jarak jauh ketika mereka mengakhiri masa liburan musim dingin, kata Sydney Morning Herald dalam sebuah laporan.

Para pejabat mengatakan penguncian itu efektif karena pembatasan ketat telah menurunkan kasus harian menjadi puluhan daripada ratusan. Namun, kata mereka, varian Delta yang bergerak cepat di negara yang lambat memvaksin mencemaskan para pejabat. NSW dijadwalkan untuk melaporkan angka COVID-19 hariannya pada pukul 11.00 waktu setempat (01.00 GMT).

Penguncian, pelacakan kontak yang cepat, dan kepatuhan masyarakat yang tinggi terhadap aturan jarak sosial telah membantu Australia menekan wabah di masa lalu dan menjaga angka COVID-19 relatif rendah. Negara itu sejauh ini mencatatkan lebih dari 30.800 kasus COVID-19 dan 910 kematian.

Baca juga: 12.621 orang di Babel berstatus suspek COVID-19

Baca juga: PPKM Darurat, Pemerintah putuskan untuk naikkan anggaran kesehatan jadi Rp193 triliun


Sumber: Reuters