Banjarmasin (ANTARA) - Karantina mandiri harus dijadikan kebiasaan oleh setiap orang usai bepergian selama pandemi masih terjadi, sehingga penularan COVID-19 dapat dicegah, kata Tim Pakar Universitas Lambung Mangkurat (ULM) untuk Percepatan Penanganan COVID-19.
"Kita semua harus menyadari karantina mandiri atau isolasi di rumah habis melakukan perjalanan ke luar daerah adalah upaya pencegahan agar tak menularkan kepada orang lain jika tanpa disadari kita telah terpapar COVID-19," kata anggota Tim Pakar Universitas Lambung Mangkurat (ULM) untuk Percepatan Penanganan COVID-19 Prof Dr dr Syamsul Arifin MPd di Banjarmasin, Minggu.
Demi memutus mata rantai penularan COVID-19, Syamsul berharap setiap warga negara Indonesia dapat memahami langkah karantina mandiri yang juga menjadi imbauan pemerintah untuk dipatuhi.
Dijelaskan dia, prinsip karantina mandiri membatasi aktivitas fisik di luar rumah, menerapkan perilaku hidup bersih sehat, memantau suhu tubuh dan gejala klinis yang mungkin muncul selama isolasi.
Guru Besar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM itu memaparkan pula bagi orang yang tidak disertai dengan pemeriksaan tes usap COVID-19 ataupun antigen atau GeNose C19 pada saat kedatangan atau keberangkatan dengan kriteria tanpa gejala, datang dari zona merah, riwayat vaksinasi belum penuh (dua kali), vaksinasi sudah lebih dari tiga bulan dan memiliki dua atau lebih komorbid, maka isolasi mandiri dilakukan 10 sampai 14 hari.
Namun bagi orang yang dilakukan pemeriksaan skrining sebelumnya, tanpa gejala, riwayat vaksinasi lengkap, vaksinasi belum lebih dari tiga bulan dan tidak memiliki komorbid lebih dari dua penyakit, isolasi mandiri dapat dilakukan 5 sampai 10 hari.
Sedangkan orang yang memiliki gejala meskipun sudah dilakukan pemeriksaan skrining saat keberangkatan, harus diulang untuk dilakukan pemeriksaan skrining setibanya dari perjalanan tersebut untuk dilakukan tindakan selanjutnya sesuai dengan hasil pemeriksaan terakhir.
"Apabila hasilnya positif secepatnya untuk dilakukan pengobatan dan tracing dan jika negatif dapat dilakukan isolasi mandiri," timpalnya.
Jika perjalanan merupakan suatu pilihan yang sulit untuk dihindari, tambah Syamsul, maka pastikan tubuh dalam kondisi sehat prima, selalu memakai masker, membawa hand sanitizer, menghindari kontak fisik dan disiplin 3M serta dapat memilih waktu perjalanan yang tidak padat.
Baca juga: Riau butuh Rp111 miliar bangun RS pasien stroke
Baca juga: Ikhtiar lansia di Riau melawan COVID-19
Berita Lainnya
KJRI Hong Kong fasilitasi tempat karantina mandiri bagi 14 pekerja migran
21 February 2022 12:27 WIB
Ini alasan Song Ji-hyo jalani karantina mandiri walau negatif COVID-19
22 January 2022 15:54 WIB
Doni Monardo minta para pemudik lakukan karantina mandiri setelah balik
20 May 2021 16:33 WIB
Kiat Baim Wong tetap produktif selama menjalani karantina mandiri
06 April 2021 14:57 WIB
Dua dokter positif COVID-19 jalani karantina mandiri
12 August 2020 22:32 WIB
ODP COVID-19 di Bengkalis tercatat 5.235 orang, 74 persen selesai karantina mandiri
25 April 2020 20:01 WIB
Terkait karantina mandiri, ODP diingatkan untuk disiplin ikuti aturan
30 March 2020 12:39 WIB
Ratusan ODP COVID-19 di Bengkalis dipulangkan untuk karantina mandiri
27 March 2020 19:27 WIB