Ikhtiar lansia di Riau melawan COVID-19

id Lam Riau,vaksin lansia, vaksin riau, covid19 riau, covid riau,lamr,Datuk Seri H Al Azhar

Ikhtiar lansia di Riau melawan COVID-19

Datuk Seri H Al Azhar. (ANTARA/HO-tangkapan layar LAMR)

Pekanbaru (ANTARA) - Menjadi salah seorang dalam golongan lanjut usia (lansia) yang berhak menerima vaksin COVID-19 merupakan sebuah ikhtiar dan doa bagi Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat Lembaga Adat Melayu Riau (MKA LAMR) Datuk Seri H Al Azhar.

Selain demi menjaga imun pribadi dan keluarga, mengikuti vaksinasi itu sekaligus menyukseskan program pemerintah untuk menghapuskan pandemi COVID-19 dari Bumi Lancang Kuning.

Walau hampir enam bulan lalu pemerintah sudah mencanangkan program vaksinasi, namun ia mengaku baru bisa selesai divaksin COVID-19 jenis Sinovac pada 21 Mei 2021.

Ketua LAM Riau yang masuk pada golongan lansia sebagai penerima vaksin berkisah tentang perjalanan mengapa ia terlambat mendapatkan vaksinasi, padahal lebih setahun yang lalu, dalam suatu rapat bersama Satgas COVID-19 Provinsi Riau, ia merupakan salah satu tokoh adat yang menyatakan siap untuk divaksin apabila Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan halal dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan aman.

Namun seiring waktu bergulir, ia mendapat kendala. Ketika gelombang vaksin pertama dilakukan di Riau, ternyata vaksin hanya diperuntukkan bagi orang berusia 18-59 tahun, sementara ia sudah memasuki usia 60 tahun.

Kemudian, di akhir Januari 2021 malang tak dapat di tolak. Dia terpapar COVID-19, dan menjalani isolasi di salah satu tempat yang difasilitasi Pemprov Riau, yaitu kompleks LPMP Pekanbaru. Setelah dinyatakan negatif pada 16 Februari 2021 maka sesuai ketentuan harus menunggu tiga bulan agar bisa divaksin.

"Waktu saya divaksin oleh vaksinator dari RS Bhayangkara Polda Riau hari Jumat yang lalu (21/5), saya sudah tiga bulan lebih negatif COVID-19," katanya.

Vaksin sebuah ihktiar

Menurut pria yang terkenal ramah tersebut, vaksinasi COVID-19 adalah ikhtiar penting di samping doa dan menerapkan protokol kesehatan (prokes), agar terhindar dari segala mudharat yang ditimbulkan oleh virus ini.

Sebab ia yakin semakin banyak orang di Riau dan di dunia divaksin maka semakin cepat "herd immunity" atau kekebalan bersama/kelompok terbentuk sehingga semakin besar pula peluang pulih dari berbagaikemacetan hampir semua sektor esensial di muka bumi ini.

"Di tengah kedaruratan, kita harus percaya pada otoritas yang terkait dengan pembebasan diri kita dari kedaruratan itu, bukan malah menumpang pada pendapat pribadi orang tertentu, apalagi pada gunjingan di kedai kopi dan di medsos," kata dia bertuah.

Namun ia menyayangkan di saat kondisi lansia sudah diperbolehkan untuk menerima vaksin, di Provinsi Riau justru golongan rentan ini yang masih sedikit mendapat perlindungan. Kecilnya prosentase lansia di Riau yang sudah divaksin, tentu memprihatinkan karena lansia adalah orang yang paling tinggi risiko buruknya bila terpapar COVID-19.

Dalam pandangannya, kecilnya prosentase tersebut banyak disebabkan oleh faktor-faktor psikologis. Para lansia biasanya merasa dalam tubuhnya ada penyakit-penyakit tertentu. Karena itu, mereka kuatir kalau-kalau vaksin justru akan lebih merentankan tubuh mereka. Kekuatiran itu dapat dipahami. Solusi paling kultural, menurutnya, adalah terus-menerus berkampanye secara masif dari pintu ke pintu.

"Meyakinkan kelompok lansia ini bahwa vaksin adalah cara yang terbaik yang ada saat ini, untuk menghindarkan mereka dari COVID-19 serta akibat-akibat ikutannya. Pemerintah satu sikap dan satu narasi, bahwa yang divaksin adalah yang kesehatannya aman untuk divaksin. Di Riau khususnya, aparatur pemerintah bersama tokoh-tokoh berbagai elemen masyarakat perlu bahu-membahu untuk meyakinkan kelompok usia lanjut ini," pesannya.

Tidak jauh beda dari hal itu, salah satu tokoh agama yang kini menjabat sebagai Penatua Gereja HKBP Exaudi Pekanbaru, St.HM Lumban Tobing, bahkan bersyukur karena di usia lanjut dengan berbagai riwayat penyakit yang dialaminya, ia sudah bisa vaksin dengan aman tanpa dampak berarti.

Ia bersyukur lansia telah mendapatkan perhatian dan prioritas dari pemerintah untuk divaksin COVID-19.

"Saya sangat berterima kasih buat pemerintah yang sudah bersusah-susah memikirkan bagaimana cara mengatasi pandemi COVID-19 yang sangat menakutkan ini. Untuk itu, semua masyarakat wajib menyambut program vaksinasi ini demi untuk semakin memberikan imunitas bagi tubuh kita dan secara khusus buat lansia yang semakin rentan terhadap penyakit di masa ketuaan ini," kata St.HM Lumban Tobing.

Ia juga tidak lupa mengajak semua masyarakat turut disiplin pada prokes dan mendoakan agar pandemi COVID-19 segera berlalu.

"Kiranya Tuhan memberkati setiap orang yang sudah menerima vaksin dan mari yang belum kita ikut vaksin karena ini salah satu cara kita memunculkan kekebalan kelompok, mumpung gratis," katanya.

Di peringatan Hari Lansia yang jatuh pada 29 Mei, kedua tokoh adat dan agama ini menaruh harapan besar dan doa agar umat manusia sedunia terhindar dari COVID-19, dan harapannya pandemi segera berlalu.

Tapi, si COVID-19 tidak akan pergi begitu saja tanpa ikhtiar. Maka, mari kita patuhi protokol dan tindakan-tindakan yang memungkinkan virus itu musnah, atau tidak lagi mempengaruhi gerak-langkah kita menunaikan tanggung jawab kehidupan kita.

Gandeng komunitas

Untuk meningkatkan persentase vaksinasi bagi lansia di wilayah Riau. Dinas Kesehatan saat ini menggandeng komunitas untuk mencari dan mendata lansia yang belum mendapatkan vaksin COVID-19.

Kepala Dinas Kesehatan Provisni Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, selain menggandeng komunitas, organisasi serta pihak swasta untuk mencari lansia yang belum divaksin, pihaknya juga meminta komunitas tersebut untuk ikut mensosialisasikan pentingnya vaksinasi ini.

Dengan pelibatan banyak pihak tersebut, diharapkan akan semakin banyak lansia yang tervaksin sehingga kaum rentan terpapar virus tersebut bisa terhindar darui COVID-19.

Belakangan ini banyak lansia yang terpapar COVID, dan jika sudah terpapar maka kondisinya akan berat dan bisa menyebabkan kematian karena pada umumnya mereka memiliki penyakit bawaan (kokorbid).

Hingga saat ini, capaian vaksinasi bagi lansia untuk dosis pertama di wilayah Riau sebanyak 23.242 orang atau 3,99 persen. Sedangkan untuk dosis kedua sebanyak 14.651 atau 2,52 persen.

"Target vaksinasi untuk lansia di Riau sebanyak 582.505 orang. Untuk itu kami himbau masyarakat juga bisa membantu menginformasikan jika ada lansia yang belum divaksin. Jangan takut, vaksin ini aman," tutur Mimi.