Pengunjung Luar Kota Keluhkan Taksi Pekanbaru

id pengunjung luar, kota keluhkan, taksi pekanbaru

Pekanbaru, (antarariau) - Warga pendatang mengeluhkan keberadaan sejumlah operator taksi di Kota Pekanbaru, Riau, tanpa mengunakan argo sehingga tarif yang berlaku hanya kesepakatan yang dinilai mahal dibandingkan dengan moda transportasi sejenis di Jakarta.

"Saya harus membayar ongkos taksi Rp120.000 dari Umbansari, Kecamatan Rumbai menuju Pasar Cik Puan di jalan Tuangku Tambusai," kata Iwan (35) warga Kelapa Gading, Jakarta Utara, ditemui di Pekanbaru, Sabtu.

Menurut dia, ketika memberhentikan taksi di Umbansari yang kebetulan lewat tanpa penumpang, langsung minta untuk mengantarkan ke Pasar Cik Puan, setelah tiba, sopir meminta Rp120.000.

Dia mengatakan, padahal ketika awal naik taksi sopir menyebut tidak perlu mengunakan argo dengan kesepakatan cukup membayar Rp70.000 seperti dari Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru ke tempat lainnya.

Namun ketika sampai pada tujuan, katanya, sopir taksi enggan menerima Rp70.000 dan malahan meminta Rp140.000 dengan alasan jaraknya dua kali lipat dari bila dibandingan dari bandara.

Bahkan sopir taksi terus mendesak agar bersedia membayar, namun karena alasan puasa, akhirnya pengurus salah satu cabang olahraga di DKI Jakarta itu memberikan sebesar Rp120.000.

Sedangkan Iwan datang ke Pekanbaru untuk urusan pemantauan sejumlah arena pertandingan pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII 9-20 September 2012 karena ditugaskan oleh pimpinannya di Jakarta.

Masalah serupa juga disampaikan Rudi (38) penduduk Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten, terpaksa membayar taksi di Pekanbaru sebesar Rp100.000, padahal hanya melayani rute jalan Ahmad Yani menuju Pelabuhan Sungai Duku.

Rudi mengatakan pihaknya tidak mau ribut menyangkut tarif taksi, tapi sebaiknya operator menyediakan argo agar tidak memberatkan penumpang.

Sementara itu, Gubernur Riau, Rusli Zainal di tempat terpisah mengatakan dirinya kecewa karena banyak tamu yang melaporkan tentang pelayanan taksi di Pekanbaru yang tidak mengunakan argo sebagai petunjuk pembayaran.

Gubernur mengatakan bahwa pada Kualifikasi Piala Asia (AFC) U-22 banyak peserta yang kecewa karena sopir taksi tidak mau memasang argo ketika membawa penumpang.

Menurut Rusli hal itu tentu menjadikan perhatian serius bahwa masalah transportasi terutama taksi harus mengunakan argo.

"PON harus sukses tentu salah satu bidang tranportasi bagi offisial atau tamu, jika taksi tidak punya argo tentu tamu kecewa," katanya.