nasib lansia di masa pandemi

id Vaksin lansia,lansia, vaksin pekanbaru, lansia pekanabru

nasib lansia di masa pandemi

Vaksinasi massal Sinovac bagi lansia Pekanbaru (ANTARA/HO-Pemko Pku)

Pekanbaru (ANTARA) - Orang berstatus lanjut usia (Lansia) merupakan salah satu golongan yang sangat rentan akan tertular COVID-19. Hal ini dikarenakan seiring pertambahan usia, tubuh akan mengalami berbagai penurunan akibat proses penuaan, mulai dari menurunnya produksi pigmen warna rambut, produksi hormon, kekenyalan kulit, massa otot, kepadatan tulang, kekuatan gigi, hingga fungsi organ-organ tubuh.

Sistem imun sebagai pelindung tubuh pun tidak bekerja sekuat ketika masih muda. Inilah alasan mengapa orang lanjut usia rentan terserang berbagai penyakit, termasuk COVID-19.

Selain itu, tidak sedikit lansia yang memiliki penyakit kronis, seperti penyakit jantung, diabetes, asma, atau kanker. Hal ini bisa meningkatkan risiko atau bahaya infeksi virus corona. Komplikasi yang timbul akibat COVID-19 juga akan lebih parah bila penderitanya sudah memiliki penyakit-penyakit tersebut.

Bukan hanya menyebabkan gangguan pada paru-paru, infeksi virus corona juga bisa menurunkan fungsi organ-organ tubuh lainnya, sehingga kondisi penyakit kronis yang sudah dimiliki penderita akan semakin parah, bahkan sampai mengakibatkan kematian.

Golongan minim tervaksin

Meski kondisinya rentan akan tetapi pada kenyataannya di Provinsi Riau, lansia adalah golongan yang masih minim mendapatkan vaksinasi untuk menangkal virus corona.

Data Dinas Kesehatan Provinsi Riau mencatat hingga Ramadhan kemarin, realisasi vaksinasi COVID-19 di kabupaten/kota Provinsi Riau untuk kategori lansia masih tergolong rendah.

"Berdasarkan data kami, capaian vaksinasi untuk lansia baru 19.810 orang atau 3,40 persen dari target 582.505 orang di Provinsi Riau," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir di Pekanbaru, Jumat.

Mimi mengakui, capaian vaksinasi lansia di Riau memang masih tergolong rendah. Karena banyak kendala yang dihadapi tim Satgas COVID-19 untuk menggalang para lansia mau sukarela divaksin.

"Untuk Riau vaksinasi lansia memang masih rendah di bawah 5 persen. Makanya kami meminta masyarakat yang di rumahnya ada Lansia agar mendatangi rumah sakit atau pelayanan kesehatan setempat," kata Mimi.

Kata dia upaya penggalangan para lansia sebenarnya sudah melibatkan semua unsur, baik kabupaten/kota di Riau, namun masih butuh upaya karenanya Mimi Nazir mengajak fasilitas kesehatan di kabupaten/kota untuk menggencarkan lagi menggelar program vaksinasi massal ke masyarakat. Dengan begitu target vaksinasi di Riau bisa tercapai.

Mimi merinci besaran capaian vaksinasi COVID-19 di 12 kabupaten/kota se-Riau, hanya Kota Pekanbaru yang realisasi vaksinasi Lansia capai 10,7 persen, sisanya 11 kabupaten lain di bawah dua digit. Seperti Kampar vaksinasi Lansia masih 0,41 persen. Demikian juga Pelalawan capaian vaksinasi lansianya masih 0,53 persen, Rokan Hulu 0,77 persen.

Sedangkan Kuantan Singingi vaksinasi Lansianya 1,52 persen, Indragiri Hulu vaksinasi Lansianya 3,74 persen, Indragiri Hilir capaian vaksinasi Lansianya 1,52 persen, Siak agak naik sedikit capaian Lansianya 2,36 persen, Rokan Hilir 3,23 persen, Bengkalis 2,33 persen,

Kepulauan Meranti 1,81 persen dan Dumai capaian Lansianya 2,14 persen.

Butuh perlakuan khusus

Masih rendahnya realisasi pelaksanaan vaksinasi kelompok Lansia di Riau, dikarenakan banyak kendala yang dihadapi para lansia untuk mendapatkan vaksin, bisa karena akses, atau datang dari diri penerima itu sendiri yang masih takut dan kuatir akan terdampak sesuatu jika divaksin. Atau bisa juga karena memang penyakit penyerta yang memang banyak kini diidap para lansia.

Namun demikian sebagai upaya memutus penularan COVID-19 di masyarakat, sekaligus upaya mengakhiri pandemi vaksinasi sebagai program pemerintah terus digenjot.

Pemprov Riau juga mengimbau agar masyarakat terlibat dan peduli bukan saja disiplin pada protokol kesehatan (Prokes) dengan menerapkan 5 M yakni menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mencegah mobilitas interaksi. Juga mendorong kepedulian mengajak apabila ada anggota keluarnya yang berusia di atas 60 tahun belum divaksin, agar dapat membawanya ke fasilitas layanan kesehatan untuk dilakukan penyuntikan vaksin.

"Jangan takut, karena vaksinasi ini aman untuk lansia," kata Mimi.

Mimi mengungkapkan, untuk Lansia memang perlakuannya agak sedikit berbeda dengan penerima vaksin yang usianya di bawah 60 tahun. Dalam pelaksanaannya, petugas membutuhkan kehati-hatian dalam memvaksin para lansia. Sebab dari sisi usia mereka sudah berumur, sehingga kondisi kesehatannya pun tidak bisa disamakan dengan kelompok usia muda.

Makanya untuk Lansia ini tidak bisa dilaksanakan di tempat-tempat umum, harus di fasilitas layanan kesehatan, baik di Puskemas maupun di rumah sakit. Tujuannya jika terjadi gejala yang membutuhkan tindakan medis itu bisa langsung ditangani di rumah sakit atau di puskemas tempat mereka ini divaksin.