Masyarakat Sakai Riau tolak cap suku terasing

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara,sakai

Masyarakat Sakai Riau tolak cap suku terasing

Masyarakat Sakai Riau tolak cap suku terasing (ANTARA/Frislidia)

Pekanbaru (ANTARA) - Film Mimpi Anak Sakaibesutan Forum Jurnalis Kreatif Riau telah menyiratkan bahwa masyarakat Sakai tidak lagi ingin dicap sebagai suku terasing atau terisolasi.

"Kami tolak cap sebagai Suku Terasing, sebab masyarakat Sakai sudah banyak yang maju, bahkan menjadi anggota DPRD Bengkalis, Riau, jadi pengusaha, penerima beasiswa dari perusahaan, dan banyak yang menjadi sarjana," kata Ketua Majelis Kerapatan Adat Batin, Limo Mineh, Riau, Tarmizi L di Pekanbaru, Rabu.

Pendapat demikian disampaikannya saat Peluncuran Film Pendek berjudul "Mimpi Anak Sakai Riau" besutan lima jurnalis media on line, dan TV tergabung dalam Forum Jurnalis Kreatif dengan Ketua Satria Utama itu, yang sekaligus dibedah bersama Fakultas Komunikasi UMRI, serta mendapat beragam masukan yang tersambung secara online dari para akademisi.

Sebut saja akademisi Romi Mesra, Dosen Pendidikan Sosiologi Universitas Negeri Manado, Iya Setyasih Dekan Fakultas Ilmu Ekonomi Sosial Universitas Mulawarman, dan Yanuardi Syukur Dosen Studi Anntropologi Sosial Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Khairun Ternate.

"Penolakan cap Suku Terasing itu diapungkan lebih karena bantuan untuk masyarakat Sakai sering datang terlambat, dan karena alasan lainnya," katanya.

"Kami ingin lebih ingin mendapatkan keadilan bekerja di bidang apa saja, karena anak-anak Sakai kini tidak lagi buta huruf," kata Tarmizi lagi.

Dekan Fakultas Komunikasi UMRI, Jayus menyampaikan siap untuk bermitra dengan Forum Jurnalis Kreatif Riau untuk membuat film lainnya dan membantu memproduksi satu film lagi untuk mendorong terhapusnya secara bertahap cap terisolasinya masyarakat Sakai sebagai Suku terasing itu.

"Tentunya kita perlu melakukan riset serta menayangkan film dokumenter itu pada berbagai kesempatan didukung oleh jejaring sosial yang dimiliki UMRI terkait edukasi tentang masyarakat Sakai itu kini sudah seperti apa dan tidak terisolasi lagi," katanya.

Selain itu, para pembedah dari kalangan akademisi seperti Yanuardi Syukur Dosen Studi Antropologi Sosial Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Khairun Ternate berpendapat bahwa Suku Sakai harus meninggalkan stigma terasing, karena dengan stigma itu justru berdampak "diskriminatif".

Karenanya film ini sebagai karya anak bangsa perlu dikembangkan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Suku terasing itu agar tidak lagi dipandang sebelah mata. Dan untuk mewujudkan ini perlu kolaborasi semua pihak terkait untuk meningkatkan ekonomi mereka, pendidikan, kesehatan dan lainnya.

"Mimpi komunitas Komunitas Adat Terasing (KAT) atau Suku Sakai optimistis terwujud, sebagai bayangan yang ingin dicapai," katanya.

Dr Iya Setyasih Dekan Fakultas Ilmu Ekonomi Sosial Universitas Mulawarman, mengatakan, bahwa dibutuhkan sinergisitas antara pemerintah daerah dengan perusahaan setempat dalam mendorong percepatan Suku Sakai menjadi masyarakat yang berkemajuan dan secara bertahap akan hilang cap terasing itu.

"Perusahaan memiliki program CSR sehingga diharapkan dapat berkontribusi membiayai peningkatan kualitas pendidikan SDM, dan ekonomi masyarakat guna mendorong percepatan suku itu keluar dari cap terasingnya lagi," katanya.

Romi Mesra Dosen Pendidikan Sosiologi Universitas Negeri Manado mengatakan, Film Mimpi Anak Sakai secara garis besar orang Sakai asli bicara, dan itu merupakan fakta di lapangan, ada wawancara dan penelusuran lainnya.

Akan tetapi, ketika dibaca digoogle, ternyata masih tercatat terasing, yang seharusnya sumber-sumber informasi tentang Sakai harus diperbaharui lagi.

"Untuk mencapai perubahan itu, diperlukan peran investor, khususnya dari perusahaan yang beroperasi di sekitar permukiman Suku Sakai selain itu, fakta di lapangan harus diperhatikan kembali," katanya.

Untuk melihat dan menonton Film Mimpi Anak Sakai silahkan klik link ini https://youtu.be/k_YSSPD2nRc. **3**T.F011