Pekanbaru, (AntaraRiau) - Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Pekanbaru, Riau, dikabarkan saat ini telah mengalami kelebihan kapasitas dengan jumlah imigran tertampung yakni sebanyak 160 jiwa sementara kapasitas sebenarnya hanya 153 orang.
"Kelebihan kapasitas ini disebabkan lambannya para imigran mendapatkan hak suaka politiknya. Kewenangan ini berada di Lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk urusan pengungsi yakni 'United Nations High Commissioner for Refugees' (UNHCR)," kata Kepala Rudenim Pekanbaru Firtz Aritonang yang dihubungi ANTARA di Pekanbaru, Kamis.
Hal tersebut, kata dia, kemudian diperparah dengan banyaknya imigran-imigran gelap yang tertangkap di beberapa wilayah luar Provinsi Riau namun dilimpahkan ke Rudenim Pekanbaru.
Sebelumnya, kata dia, jumlah imigran yang tertamoung di Rudenim Pekanbaru ada sebanyak 127 orang yang rata-rata berasal dari berbagai negara konflik.
Rinciannya, demikian Fritz, untuk yang berasal dari Afghanistan ada sebanyak 55 orang, dimana 20 diantaranya merupakan kaum perempuan dan 35 lainnya adalah berjender laki-laki.
Sementara sebanyak 28 orang merupakan asal atau warga negara Iran, seluruhnya merupakan laki-laki dewasa yang berumur lebih dari 17 tahun.
Kemudian juga dijelaskan bahwa untuk yang berasal dari Pakistan ada sebanyak 14 orang, 12 laki-laki dan dua lainnya merupakan kaum 'hawa'.
Selanjutnya, yakni sebanyak 18 orang imigran laki-laki asal Sri Lanka, dua Iraq dan ada sebanyak 10 orang pria dan wanita dewasa asal Miyanmar.
"Jumlah tersebut masih dinyatakan layak. Namun saat ini dengan bertambahnya 33 imigran gelap Palestina. Imigranini sebelumnya di singgahkan di rumah detensi sementara di Mataram, namun dilimpahkan ke Rudenim Pekanbaru," katanya.
Dengan demikian, kata dia, maka jumlah imigran yang mengharapkan suaka di Rudenim Pekanbaru sudah mencapai 160 orang dan ini sudah melebihi kapasitas sebenarnya," katanya.
Namun demikian, Fritz mengakui pihaknya tidak begitu kewalahan mengingat kapasitas kamar yang dirasa masih sangat layak untuk dihuni imigran.
"Kalau mungkin satu kamar itu biasanya berkapasitas enam sampai tujuh orang, saat ini terpaksa diisi oleh sebanyak delapan sampai sepuluh imigran," katanya.
***3***
(T.KR-FZR)