Pekanbaru - Harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada 1 April 2012 mendatang dipastikan naik, namun menurut sejumlah informasi masyarakat, para mafia "kencing minyak" di Riau masih tetap menjalankan aksinya.
Beberapa titik lokasi "kencing minyak" atau penimbunan BBM bersubsidi secara ilegal seperti di laporkan sejumlah warga, Selasa, juga berada di sepanjang jalur lintas antara Kota Duri, Kabupaten Bengkalis menuju Kota Dumai.
Dari sekitar 60 kilometer jalur penghubung dua kota ini, menurut informasi warga ada sebanyak delapan titik penghentian mobil-mobil tanki pengangkut BBM bersubsidi milik Pertamina.
"Sampai sekarang masih banyak titik-titik lokasi 'kencing minyak' yang masih beroperasi. Baik di Dumai maupun di Kota Duri ada sekitar delapan lokasi," kata warga.
Direktur Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Riau, Sukardi Ali, menyatakan, maraknya praktik mafia "kencing minyak" bisa jadi merupakan salah satu penyebab pengelola Stasiun Pengisian Bakar Umum (SPBU) berbuat nakal terhadap konsumen.
"Seperti diketahui, praktik 'kencing minyak' ini merupakan kasus lama, dan seharusnya semua pihak mulai dari Pertamina, pemerintah, masyarakat serta terutama kepolisian sudah harus bisa mengungkapnya," kata Sukardi.
Menurutnya, pihak kepolisian juga sudah selayaknya melakukan penyelidikan, sementara pemerintah dan pertamina menginvestigasi kasus "klasik" ini.
Sejumlah sumber juga menyebutkan, para mafia "kencing minyak" yang beroperasi di sejumlah wilayah Provinsi Riau rata-rata diduga di "kawal" oleh sejumlah oknum anggota polisi.
Sementara Humas Polda Riau, AKBP S Pandiangan mengatakan, bahwa pihaknya telah meningkatkan pengawasan terhadap distribusi BBM bersubsidi guna menghindari penyelewengan dan penimbunan BBM secara ilegal.
"Upaya pengamanan ini sudah kami lakukan atas perintah langsung dari Kepala Polda Riau. Baik unit dan satuan ditugaskan khusus untuk mengamankan jalur-jalur distribusi BBM," kata Pandiangan.
Mulai dari tanki penyimpanan BBM milik Pertamina di beberapa wilayah Provinsi Riau, demikian Pandiangan, sampai ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), pengamanan tetap dilakukan dengan ketat.
Namun dalam hal pengaman penyaluran atau distribusi BBM bersubsidi ini, kata Pandiangan, pihaknya tidak bisa menjamin keamanannya seratus persen.
"Kami hanya menjalankan tugas untuk mengamankan, namun kami tidak menjamin seratus persen keamanan BBM untuk bebas dari penyelewengan atau penimbunan. Hanya tuhan yang bisa menjamin keamanan BBM ini," katanya.