Pekanbaru prioritaskan sekolah di pinggiran kota belajar tatap muka

id Sekolah pinggiran,Sekolah tatap muka, disdik pekanbaru

Pekanbaru prioritaskan  sekolah di pinggiran kota belajar  tatap muka

Pelaksana tugas Kepala Disdik Kota Pekanbaru Ismardi Ilyas. (ANTARA/Vera Lusiana)

Pekanbaru (ANTARA) - Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru memprioritaskan hanya 23 SMP negeri dari total 45 berlokasi di pinggiran kota , yang boleh menyelenggarakan belajar tatap muka terbatas di sekolah pada masa pandemi COVID-19, mulai Senin (16/11).

"Karena para siswanya kesulitan dalam jaringan telekomunikasi untuk Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)," kata Pelaksana tugas Kepala Disdik Kota Pekanbaru Ismardi Ilyasdi Pekanbaru, Sabtu.

Dikatakan Ismardi Ilyas, sekolah tatap muka di masa pandemi ini untuk percobaan, dan sasaran pertamanya hanya untuk siswa SMP, sedangkan untuk SD, TK dan PAUD akan menyusul melihat situasi di lapangan.

Jumlah siswa SMP yang bersekolah tatap muka tahap pertama juga baru 50 persen dari 45 sekolah negeri yang ada, yaitu menjadi 23 sekolah.

"Jika ke depan cara tatap muka terbatas ini berhasil tidak menambah kluster baru COVID-19, maka akan dilanjutkan menjadi 100 sekolah yang ikut, disusul bertahap untuk SD dan seterusnya.

Dikatakan dia untuk tahap awal ini

satu anak hanya satu kali satu minggu datang ke sekolah, dengan lama waktu belajar tiga jam.

"Waktu tatap muka tiga jam itu dimanfaatkan guru menerangkan mata pelajaran sulit, lalu tetap akan mendapatkan tugas seperti biasa untuk beban selama sepekan," katanya.

Dikatakan dia, selama belajar tatap muka di sekolah siswa akan di kawal oleh petugas yang ditunjuk dari para guru, untuk memantau pergerakan para siswa. Karena mereka tidak boleh makan minum di kantin, harus bawa bekal sendiri dari rumah, untuk ke toilet juga akan di awasi. Intinya selama berada dalam kawasan sekolah siswa harus menerapkan protokoler kesehatan 4M yaitu, menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan.

"Kami larang kantin dibuka, kami juga atur kursi siswa diberi nama masing-masing, dan yang hadir dijadwal bergantian harinya untuk menciptakan jarak 1,5 meter, hari kedatangan juga di atur Senin, Rabu," ungkapnya.

Selain itu lanjutnya, hal terpenting yang juga harus dipenuhi adalah akan ada pernyataan kesanggupan dari orangtua oleh sekolah, siap mengantar dan menjemput anak-anak mereka tepat waktu. Hal ini untuk menjamin kondisi siswa tidak melakukan aktifitas bermain saat usai pulang sekolah.

"Tentunya guna mengawasi anak-anak tidak bermain dan keluyuran usai sekolah, serta memutus mata rantai penularan COVID-19," tukasnya.

Baca juga: Pekanbaru berlakukan belajar tatap muka khusus untuk pelajar SMP hanya tiga jam

Baca juga: Pekanbaru berlakukan kurikulum darurat bagi siswa dimasa pandemi COVID-19